Event
3 Fakta Perang Topat, Tradisi Masyarakat Lombok Barat
Apa sih tradisi Perang Topat ini sebenarnya?
Dany Garjito | Amertiya Saraswati

Guideku.com - Ada yang unik dari masyarakat Lombok Barat. Bukannya menghindari perang yang akrab dengan kata nelangsa dan korban jiwa, mereka malah rutin melaksanakan perang setiap tahunnya.
Tradisi perang masyarakat Lombok yang dilakukan setiap bulan purnama ketujuh dalam penanggalan suku Sasak ini rupanya sama sekali tidak membawa kerusuhan. Alih-alih, perang ini harus dilestarikan demi menjaga perdamaian.
Baca Juga
Tubuh Langsing Sehat Bebas Racun, Coba Rutin Konsumsi 5 Minuman Detoks Ini
Batu Kapal Bantul Jadi Lokasi Syuting KKN Desa Penari, Begini Rute Lokasi, Tiket Masuk, dan Keunikannya
Rowo Bayu Banyuwangi, Tempat Wisata yang Diyakini Lokasi Asli KKN di Desa Penari
Bahas Soal Nasi Padang, Pertanyaan Warganet Ini Malah Bikin Arief Muhammad Ngelus Dada
Pria Duduk Bersila di Bawah Pohon Beringin, Publik Soroti Foto Jadul di Tahun 1916 Ini
Disebut dengan nama Perang Topat, acara tersebut diadakan pada hari Kamis (22/11) lalu. Letaknya di Kompleks Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat. Acara berlangsung heboh, cukup untuk mengundang dua profesor dari University of Vienna untuk meneliti fenomena perang pembawa kedamaian ini.
Memangnya, apa sih tradisi Perang Topat ini sebenarnya?

Tradisi berumur ratusan tahun
Perang Topat adalah tradisi berusia ratusan tahun yang menggambarkan damainya keberagaman di Lombok Barat.
Melalui perang ini, digambarkan bagaimana masyarakat agama Hindu dan Islam, juga suku Sasak dan suku Bali, menyatu dalam keberagaman. Tak ada gesekan dan konfrontasi di antara mereka.
Mengajari toleransi
Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, menyebutkan bahwa Perang Topat merupakan contoh kepada seluruh anak bangsa.
''Belakangan ini orang bicara empat pilar berbangsa: Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Tapi hari ini kita tidak sekadar bicara. Kita beri contoh kepada seluruh anak bangsa,'' ucapnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenpar.
Melalui Perang Topat, diharapkan bangsa Indonesia dapat lebih menjaga toleransi dan silaturahmi antar suku dan agama.

Tetap ada atraksi perangnya
Namanya saja perang, tentu tetap ada atraksi perang yang dilaksanakan sebagai bagian dari prosesi adat Perang Topat.
Namun, bukannya menggunakan senjata, perang yang dimaksud di sini adalah acara saling melempar ketupat antara pemeluk agama Islam dan Hindu. Unik juga ya, travelers!
Apa kamu tertarik untuk menonton Perang Topat ini secara langsung?