Event
Penari Tradisional Menangis saat Tariannya Diabaikan, Sedih Banget Lihatnya
RIP etika apresiasi, miris!
Dany Garjito | Amertiya Saraswati

Guideku.com - Kurangnya apresiasi terhadap seni dan budaya Indonesia sudah lama menjadi bahan perbincangan. Namun, sebuah video yang belum lama ini beredar menegaskan betapa miris dan kurangnya apresiasi masyarakat Indonesia terhadap tari tradisional.
Video itu sendiri awalnya diunggah akun twitter @lattecookiess dan disebarkan ulang oleh akun @askmenfess.
Baca Juga
Disebut-sebut, video viral tersebut diambil dalam suatu acara yang berlokasi di Monumen Perjuangan Kota.
Dalam video, tampak dua orang penari berbaju merah serta seorang pemain kendang yang duduk sedikit ke belakang.

Para penari itu juga tampak membawa stik untuk memukul kendang, salah satu ciri khas dari tari tradisional Rampak Kendang.
Fyi, Rampak Kendang sendiri merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Jawa Barat yang berarti pertunjukan kendang secara bersama-sama. Selain itu, pertunjukan ini sering digabungkan dengan kesenian seperti Tari Jaipong.
Meski begitu, sayang sekali pertunjukan Rampak Kendang yang dibawakan tersebut tidak mendapat apresiasi.
Ya, bukannya berhenti dan menonton, dapat terlihat jelas para peserta acara melewati para penari itu dan bahkan mengganggu jalannya pertunjukan.

Tampak pula orang-orang yang membawa kamera malah berdiri dan menghalangi gerakan tarian meski ada yang sudah memperingatkan.
Terlepas dari semua itu, para penari yang ada tetap berusaha terlihat profesional dan tersenyum sembari melanjutkan pertunjukan.
Melihat aksi ini, banyak netizen pun merasa geram dan miris karenanya.
''Itu banyak bgt loh yg lewat, satupun gada yg ngehargai? what? pak? bu?''
''Panitia acaranya sih yang salah nih, gapake pembatas atau dibuat tempat khusus buat diliat.''
''Aku pernah jd penari, kalo jd mbaknya turun panggung auto nangis.''
''Belajarlah menghargai sesuatu, mau itu mengenai seni atau yang lainnya dan hargailah hal sekecil apapun itu,'' tambah netizen lain.
Berikut videonya:
Semoga kejadian macam ini tak terulang lagi dan kita bisa belajar untuk lebih mengapresiasi sesama ya, travelers!