Guideku.com - Di tengah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, ada desa yang sedang bersinar melalui transformasi unik. Desa Wironanggan, tepatnya di Kampung Karanglo, menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA), sebuah program yang mengangkat potensi lokal untuk memberdayakan masyarakat.
Di balik rindangnya pohon dan atmosfer desa yang asri, tersimpan sebuah sendang atau mata air bersejarah. Namanya: Sendang Tirto Wiguno. Mata air ini tak hanya saksi bisu dari masa kejayaan Kerajaan Pajang, tetapi kini menjadi andalan utama desa. Rencananya, sendang ini disulap menjadi objek wisata edukasi dan tempat produksi air minum bersih, yang diolah langsung untuk kepentingan warga sekitar.
Mencapai Sendang Tirto Wiguno bukanlah perjalanan biasa. Anda harus melewati perkampungan yang asri dengan petunjuk arah sederhana yang menuntun pada papan bertuliskan ‘Sendang Tirto Wiguno’. Begitu sampai, panorama pohon besar yang menaungi sendang menyajikan suasana sejuk dan damai.
Sendang ini kini sudah menjadi tempat bagi warga untuk bersantai dan berkumpul. Meski dulu hanya segelintir orang tahu, kini semakin banyak yang tertarik dengan potensi besarnya. Warga pun bergotong-royong untuk menjaga dan merawat tempat ini, hingga akhirnya Kampung Karanglo berpartisipasi dalam Pro-Klim, sebuah program kelestarian lingkungan, dan kemudian masuk dalam Gen KBA bersama tujuh desa lain di Sukoharjo.
Lokal Champion KBA Desa Wironanggan, Siti Munawaroh, menjelaskan bahwa pilar utama program ini adalah lingkungan. “Karena kita mulai dari Pro-Klim, unggulannya memang di lingkungan. Sendang Tirto Wiguno ini jadi fokus utama karena keberadaannya sangat berharga dan tidak banyak desa yang memilikinya,” ujarnya.
Tak hanya itu, kualitas air sendang ini telah diuji di laboratorium Universitas Gadjah Mada (UGM), dan hasilnya menunjukkan bahwa airnya lebih baik daripada air mineral komersial. Pemerintah daerah mendukung penuh langkah desa ini, dengan bantuan CSR dari PDAM yang akan mengolah air untuk dikonsumsi warga.
Proses perawatan sendang ini dimulai dari swadaya warga dan dukungan relawan. Siti bercerita, “Dulu, sendang ini kondisinya memprihatinkan dan kurang dikenal. Tapi sejak masuk Pro-Klim, warga mulai berinisiatif membersihkan dan merapikannya. Pelan-pelan, potensi wisata mulai terlihat."
Ke depannya, Desa Wironanggan akan membentuk kelompok sadar wisata atau Pokdarwis yang akan mengelola area sendang dan sekitarnya. Selain taman, gazebo, dan mushola, rencana pengembangan juga mencakup kebun sayur yang akan ditanami tomat, cabai, dan terong, serta pasar kuliner bulanan yang menawarkan makanan tradisional.
Sendang Tirto Wiguno memiliki sejarah panjang. Menurut sesepuh desa, Mbah Saji, sendang ini sudah ada sejak masa Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang. Konon, airnya dipercaya memiliki khasiat kesehatan. “Dulu, banyak yang datang ke sini malam-malam untuk berendam karena katanya airnya bisa menyembuhkan,” ujar Mbah Saji.
Kini, desa ini memiliki pandangan baru, melihat sendang ini sebagai warisan yang dapat dimanfaatkan lebih luas. “Kami berharap keberadaan sendang ini bisa jadi wisata edukasi yang nggak cuma tentang sejarah, tapi juga pelestarian lingkungan,” tambah Siti.
Program Kampung Berseri Astra memberi pendampingan khusus untuk memastikan desa memiliki keterampilan yang berkelanjutan. Ada pelatihan dan pendampingan yang melibatkan Astra Korwil Solo dan regional Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Siti menyampaikan harapannya, “Melalui dukungan Astra, kami optimis Desa Wironanggan dapat terus berkembang. Mulai dari wisata sendang hingga inisiatif bank sampah, semua diarahkan agar potensi desa ini bisa dilihat lebih luas.”
Desa Wironanggan kini bukan hanya sebuah kampung kecil di Sukoharjo, tetapi sebuah contoh bagaimana tradisi dan inovasi bisa saling melengkapi, membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Dengan optimisme dan dukungan dari berbagai pihak, desa ini siap menjadi tujuan wisata edukasi yang menawan bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan dan belajar dari warisan leluhur.