IHR Cup 2025: Lebih dari Sekadar Pacuan, Momentum Lindungi Atlet Kuda dan Manusia

Sebagai atlet profesional, joki menanggung risiko tinggi di setiap pertandingan.

Dany Garjito
Senin, 16 Juni 2025 | 11:21 WIB
Ilustrasi kuda. (Pixabay)

Ilustrasi kuda. (Pixabay)

Guideku.com - Wacana BPJS untuk hewan tengah mengemuka saat ini. Pemerintah banyak didorong untuk lebih memperhatikan kesehatan hewan di Indonesia selain manusia sebagai bagian dari animal walfare untuk memenuhi kebutuhan dasar hewan.

Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) pun ikut bersuara terkait wacana BPJS hewan tersebut.

Ketua Komisi Pacuan PP Pordasi, H Munawir disela Indonesia’s Horse Racing Cup (IHR Cup) 2025 di Yogyakarta, Minggu (15/6/2025) menyatakan, untuk jenis hewan kuda pacuan, tak melulu binatang tersebut yang butuh perlindungan.

Baca Juga: Disepakati DPRD DIY, Trans Jogja Buka Rute Yogyakarta-Wonosari: Kapan Mulainya?

Yang tak kalah penting BPJS bagi para joki yang merupakan atlit dalam olahraga pacuan kuda.

"[Kalau kaitannya dengan kuda pacuan] BPJS-nya untuk joki, ya," ujarnya.

Sebagai atlet profesional, joki menanggung risiko tinggi di setiap pertandingan.

Baca Juga: ARTJOG 2025: Dari Instalasi hingga Inklusi, Seni yang Berdaya

Mereka harus mengendalikan hewan berbobot ratusan kilogram yang berlari dengan kecepatan luar biasa.

Karenanya perlindungan joki haru menjadi perhatian. Profesi ini layak mendapat perhatian setara dengan atlet olahraga lain yang telah mendapatkan jaminan kesehatan dan kecelakaan dari negara.

"Kalau kuda enggak sehat, ya enggak boleh lari. Tapi belum ada perlindungan seperti BPJS. Sementara joki kita usahakan punya, karena risiko jatuh atau cedera sangat tinggi," paparnya.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Ungkap Fakta Pahit: Banyak Remaja Putri Masuk ke Barak karena Terjerumus Alkohol Murah

Menurut Munawir, memang belum ada skema perlindungan kesehatan formal untuk kuda pacu. Namun, dalam praktiknya, dokter hewan selalu dilibatkan untuk memastikan kondisi kuda sebelum turun bertanding.

Jika tidak layak, maka kuda otomatis tidak diizinkan berpacu. Meski begitu, sistem ini bergantung sepenuhnya pada kesadaran dan tanggung jawab pemilik kuda.

"Perawatan kuda jadi tanggung jawab penuh pemilik," tandasnya.

Baca Juga: Lihat Langsung, Angela Gilsha Bikin Pengakuan Mengejutkan Soal Tambang Nikel di Raja Ampat

Karenanya selain perlindungan, IHR Cup 2025 kali in bukan sekadar ajang kompetisi, tapi juga momentum untuk membangun ekosistem olahraga pacuan kuda yang profesional dan manusiawi.

Ajang ini juga memberikan apresiasi khusus kepada para pelatih, joki dan groomer yang berada di balik performa kuda pacu.

Sebab tanpa perawatan intensif dan pelatihan terstruktur, seekor kuda tak akan mampu tampil kompetitif di lintasan. Sebab dibalik prestasi kuda pacu, ada berbagai pihak yang bekerja keras mempersiapkan mereka secara fisik dan mental.

Kerja sama antara pelatih dan groom harus benar-benar kompak agar bisa menghasilkan kuda yang berprestasi.

Tanpa kekompakan tersebut, sulit bagi seekor kuda untuk mencapai performa terbaik. Karenanya apresiasi diberikan agar para pelatih dan groomer semakin semangat, sehingga kualitas pacuan kuda di Indonesia semakin baik dari hari ke hari.

"Kami ingin membangun kebanggaan nasional lewat olahraga berkuda. Itu artinya, bukan hanya kuda dan joki yang harus disiapkan, tapi juga pelatih, joki, groomer, hingga sistem pendukung seperti perlindungan sosial dan medis," ungkapnya.

Sementara Kevin Jonathan, VP Marketing & Operation SARGA CO mengungkapkan, IHR kali ini diikuti sebanyak 131 kuda pacu dari 13 provinsi.

Mereka bertanding di 18 kelas, mulai dari kelompok umur hingga kelas Thoroughbred.

Memperebutkan total hadiah lebih dari Rp400 juta, 131 kuda pacu dibawa dari berbagai propinsi. Sebut saja Aceh, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Timur, Bali, hingga Kalimantan dan Sulawesi.

"Kami berharap ajang ini dapat melahirkan talenta-talenta baru, bukan hanya dari kalangan joki dan kuda, tapi juga dari tim pelatih dan perawat," jelasnya.

IHR Cup 2025 tak hanya menegaskan jangkauan nasional olahraga berkuda. Namun juga menggambarkan pentingnya membangun sistem perlindungan yang adil dan berkelanjutan untuk seluruh pelaku di dalamnya melalui apresiasi yang diberikan.

"Jadi, kita memberikan apresiasi kepada para trainer dan para groomer dalam acara pacuan kuda ini," imbuhnya.

Berita Terkait TERKINI
Dalam kirab besok, Kerabat Keraton Solo KGPH Adipati Dipokusumo menjelaskan jumlah peserta kirab sekitar 5.000 orang....
event | 11:56 WIB
Bank Mandiri berencana memanfaatkan jaringan globalnya untuk memperkenalkan kearifan lokal Yogyakarta....
event | 12:28 WIB
Para pengunjung pun dapat berkesempatan untuk mendapat tiket undian dengan hadiah berlari di Berlin....
event | 10:38 WIB
ARTJOG 2025 - Motif: Amalan, Dimulai 20 Juni!...
event | 13:49 WIB
Maskapai nasional, termasuk Garuda, Citilink, & Lion Air Group, diskon tarif tiket pesawat saat libur sekolah hingga 31 ...
event | 10:22 WIB
Bagi Anda yang tengah merencanakan liburan atau perjalanan bisnis, festival ini bisa menjadi momen tepat dapat penawaran...
event | 14:19 WIB
Desa Wironanggan, tepatnya di Kampung Karanglo, menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA), program yang mengangkat...
event | 09:47 WIB
Di tangan warga Tabek, maggot bukan sekadar pengurai limbah, tetapi juga sumber penghasilan....
event | 09:25 WIB
Lewat Posyandu Cempaka di Palembang, warga bisa mendapatkan akses kesehatan gratis, edukasi gizi, dan program tambahan n...
event | 21:12 WIB
Bank sampah, yang dikenal sebagai Kelompok Wanita Tani Sahabat Sampah, tidak hanya menjadi solusi pengelolaan sampah, te...
event | 16:35 WIB
Tampilkan lebih banyak