Guideku.com - Menilik ke belakang, jauh sebelum sushi seperti yang kita kenal sekarang, makanan tradisional Jepang ini hanyalah sebatas hidangan yang terbuat dari ikan fermentasi yang diawetkan.
Masyarakat Jepang menyebutnya narezushi, nenek moyang sushi yang hari ini kita kenal digulung dengan nasi serta disantap bersama wasabi dan kecap khas negeri sakura.
Tak diketahui persis kapan makanan ini ditemukan namun diperkirakan narezushi muncul di Jepang pada abad ke -8.
Baca Juga: Kreatif, Seniman Nail Art Bikin Hiasan Kuku yang Bisa Dimakan
Bahkan di sekitar Danau Biwa, danau terbesar di Jepang, narezushi dijadikan makanan pokok lho.
Setiap keluarga di Jepang pun punya resep khusus dan beragam dalam membuat narezushi betapapun metode pengolahannya tetap sama.
Baca Juga: Veluwemeer Aqueduct, Jembatan Air yang Membelah Jalan di Belanda
Narezushi diolah dari ikan yang diawetkan dengan garam selama beberapa bulan dan dikeringkan.
Ikan kering ini selanjutnya dicampur dengan nasi lantas kemudian difermentasikan kembali.
Ikan akan disimpan di ruangan gelap dengan suhu ruangan tertentu, dibiarkan selama berbulan-bulan, bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.
Baca Juga: Mengintip Calon Arena Ski Salju Indoor Terbesar Dunia di Shanghai
Narezushi kemudian akan dijajakan dalam bentuk satu ikan utuh, dilengkapi saus goopy atau yogurt.
Potongannya tipis dan kerap disajikan bersama bubur, disiram teh panas maupun digoreng.
Betapapun tidak sedikit masyarakat Jepang yang menyukai rasanya, narezushi memiliki bau yang begitu menyengat, mirip limbah makanan dengan rasa asam yang begitu menonjol.
Baca Juga: Melayang di Atas Rel, Berkenalan dengan Kereta Super Cepat Maglev
Konon, jika diolah dengan tepat, kita dapat menyantap kepala ikan narezushi yang difermentasikan.
Makanan tradisional Jepang ini dapat ditemukan di toko makanan sepanjang tepi danau Biwa, di Prefektur Shiga, Jepang.