Guideku.com - Roti Liong, roti legendaris khas Jakarta ini telah beredar sejak medio 1960-an.
Tekstur rotinya yang tak terlalu lembut barangkali kalah canggih dengan olahan roti-roti kekinian hari ini. Namun di sanalah cita rasa roti pinggiran sekaligus saksi bisu sejarah Indonesia ini bertempat di hati para penggemarnya.
Terbukti, tujuh tampuk kepresidenan sanggup dilewati, dan Roti Liong masih dijajakan hingga hari ini.
Baca Juga: Lezatnya Roti Bakar Daun Pisang di Dapuroti Blitar
Ia memang tak berada di pertokoan yang nyaman, tidak pula didistribusikan secara kekininan dan populer di media sosial.
Hingga hari ini Roti Liong setia hadir menyisir jalanan kecil, gang-gang sempit, hingga jembatan yang hiruk pikuk dengan keseharian Jakarta yang tak kenal lelap, mengganjal perut siapa pun yang membutuhkan.
Baca Juga: Ganjal Perut, Mencicipi 3 Cakue dan Roti Goreng Terlezat di Surabaya
Tak kalah otentik, para pedagang Roti Liong biasa membawa roti legendaris ini bersama bakul jadul yang dipapah menggunakan bambu di bahu.
Keberadaannya terendus melalui bunyi nyaring terompet pencet yang ditekan berkali-kali.
Baca Juga: Sedih, Usai Makan Roti, Balita Ini Alami Sesak Nafas dan Meninggal
Dibanderol dengan harga berkisar Rp 10 ribu, roti yang dibuat tanpa bahan pengawet dan diolah langsung menggunakan tangan ini dijajakan dalam beragam varian rasa, dari roti susu, keju, isi cokelat, nanas dan bermacam lainnya.