Guideku.com - Di kota Hong Kong, uang berputar dengan sangat cepat, transaksi ekonomi melaju bak lomba balap Formula 1.
Pembangunan dan modernitas tumbuh bergegas namun sekaligus menyisakan ironi yang begitu lapang.
Hong Kong barangkali merupakan salah satu kota termakmur di dunia namun sekaligus merupakan kawasan terkumuh dengan kesenjangan sosial yang menukik tajam dan polusi akut yang mencekik warganya.
Baca Juga: Traveler, Jangan Naik Pesawat Jika Gigi Berlubang, Ini Alasannya!
Sementara itu, belum tuntas polusi jadi masalah yang tak terpecahkan di Hong Kong, masyarakatnya punya masalah lain yang tak kalah akut: kepemilikan lahan yang begitu terbatas!
Tercatat, 200.000 orang di Hong Kong tidak memiliki tempat tinggal hingga harus menyewa apartemen.
Lebih gila lagi, sebab keterbatasan lahan itu pula, harga sewa apartemen kian tinggi betapapun apartemen-apartemen milik kaum papa di Hong Kong begitu sempit.
Baca Juga: Mengapa Jasad Berusia 2.000 Tahun yang Ditemukan Ini Masih Utuh?
Bayangkan, satu apartemen berukuran kurang dari 8 meter persegi, harus disewa Rp 4 juta setiap bulannya.
Kengerian ini bisa terbayang saat kita mendengar langsung pengakuan seorang warga yang begitu takut untuk pulang ke rumah.
''Bagian paling mengerikan dari usaha saya bertahan hidup di Hong Kong yakni saat tak dapat menghirup udara segar kala tinggal di kamar yang sangat sempit,'' ungkap seorang warga, seperti dikutip Guideku.com dari South China Morning Post.
Baca Juga: Jarang yang Tahu, Ternyata Ini Rahasia Mengolah Ikan Salmon
Beberapa potret mencekam tersebut barangkali dapat membuat sobat traveler lebih bersyukur menghuni tempat yang lebih layak.
Jangankan untuk tidur nyenyak, untuk bernafas pun begitu sulit
Baca Juga: Tips Masak Tempe Setipis ATM, Bisa Tahan Setahun Tanpa Pengawet
Bersesakan di kamar, dengan barang dan udara yang mencekik
Jauh dari layak huni, seorang anak bahkan harus bermain, mengerjakan PR dan melakukan beragam aktivitas di satu tempat yang sama
Lelah bekerja seharian, dan diburu ketakutan saat pulang ke rumah
Sebab lahan yang sangat sempit, warga juga harus tidur, buang air dan memasak di ruangan yang sama
Mengerikannya potret pembangunan yang tak pernah memanusiakan warganya