Stay

Jadi Pusat Aktivitas Seksual di Jepang, Ini 5 Fakta Soal Love Hotel

Berdiri sejak dahulu kala, memenuhi hasrat buas setiap insan.

Dany Garjito | Aditya Prasanda

(Wikimedia Joe Mabel)
(Wikimedia Joe Mabel)

Guideku.com - Love Hotel, tempat penginapan murah di Jepang ini begitu populer bagi banyak orang yang ingin memperoleh ruang privat untuk melakukan aktivitas seksual.

Sebelum menjamur dan begitu dikenal hari ini, siapa sangka tipikal penginapan sejenis Love Hotel telah berdiri sejak zaman Edo, pada 1603 hingga 1868 lho.

Lantas seperti apa seluk beluk Love Hotel? Berikut Guideku.com sajikan 5 fakta soal penginapan nan sensual ini. 

1. Murah dan bersih

(Instagram Love Inn Japan)
(Instagram Love Inn Japan)

Tak seperti hotel melati kebanyakan yang dapat kita temukan di Indonesia, hotel yang dapat disewa dalam durasi singkat ini terkenal bersih meski bisa disewa dengan biaya yang murah.

2. Reservasi elektronik

Bahkan demi menjaga privasi pelanggan yang malu membawa pasangannya ke hotel ini, Love Hotel menyediakan tempat reservasi elektronik yang memungkinkan kita memilih tipe kamar dan langsung membayar kontan pada mesin pemesan, tanpa menghadap seorang resepsionis sama sekali.

3. Beragam properti seks dijajakan

(Instagram Traevelyng)
(Instagram Traevelyng)

Love Hotel juga menyediakan vending machine yang menjajakan beragam mainan seks.

Tak hanya itu, beberapa kamar juga menyediakan fasilitas bagi mereka yang hendak beraktivitas seksual menggunakan fantasi terliar.

4. Dikunjungi jutaan orang

Diperkirakan sekitar 37 ribu Love Hotel tersebar di seantero Jepang.

Laporan Guardian menyebut, hotel ini disambangi sekitar 1,4 juta penduduk Negeri Matahari Terbit dan rata-rata tiap kamarnya digunakan 2 pasangan per hari.

5. Digandrungi semua kalangan

(Instagram Love Inn Japan)
(Instagram Love Inn Japan)

Sebab dibanderol dengan harga murah dan memiliki fasilitas yang terbilang lengkap, Love Hotel digandrungi semua kalangan, dari usia tua hingga muda, baik mereka yang melarat dan kaya raya.

Per kamar dikenakan tarif sebesar 8 ribu Yen atau setara Rp 1 juta.

Berita Terkait

Berita Terkini