Guideku.com - Melihat atraksi wisata naik gajah di kebun binatang atau tempat-tempat sejenis mungkin bukan hal aneh bagi kita.
Bagaimanapun juga, banyak dari kita yang sejak kecil sudah melihat atraksi menunggang gajah sehingga kita pun merasa bahwa hal tersebut adalah hal yang wajar.
Tidak hanya itu, pihak kebun binatang atau pengelola tempat wisata pun biasanya malah menggunakan momen menunggang gajah ini untuk menarik minat wisatawan, baik anak-anak maupun dewasa.
Baca Juga: Wings Air Buka Rute ke Mukomuko dan Bengkulu Nih, Takis
Meski begitu, tersimpan sejumlah fakta di balik wisata naik gajah yang pasti akan membuatmu miris membacanya.
Buat kamu yang belum tahu, yuk simak fakta di balik wisata menunggang gajah yang sudah dirangkum Guideku.com berikut ini.
1. Tulang punggung gajah tak sekuat yang kita kira
Baca Juga: 5 Fakta Taman Indonesia Kaya, Panggung Kesenian Terbuka di Jateng
Pernah mendengar istilah untuk tidak menilai penampilan dari luar saja? Itulah yang tepatnya terjadi pada gajah.
Meski ukuran tubuh mereka terlihat besar dan kuat, namun tulang punggung gajah sebenarnya tidak bisa menopang beban berat layaknya kuda atau unta.
Jika dipaksa untuk menopan beban selama berjam-jam setiap hari dan dalam jangka waktu panjang, bukan tak mungkin jika gajah-gajah ini akan menderita kerusakan tulang secara permanen.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Nepal
2. Bisa merusak dan melukai kulit gajah
Seakan ditumpangi saja belum cukup, ada beberapa wisata naik gajah yang menambahkan tempat duduk khusus untuk manusia.
Selain memberikan beban tambahan, rupanya tempat duduk ini juga dapat menggesek kulit gajah hingga membuatnya luka dan teriritasi.
Baca Juga: Viral, Video Anggota BTS Rayakan Ultah Jimin di Jet Pribadi
Bayangkan saja rasanya ketika kulit kita tergesek dan terluka, namun masih dipaksa untuk menopang sesuatu yang berat. Duh, pastinya sakit banget, kan?
3. Sejak kecil sudah dilatih paksa
Gajah-gajah yang kerap ditunggangi manusia ini rupanya adalah gajah yang sejak bayi sudah dipisahkan secara paksa dari induknya.
Hal ini dilakukan agar gajah-gajah tersebut menjadi penurut dan mau ditunggangi secara suka rela, meski hal tersebut sebenarnya membuat mereka tak nyaman.
Parahnya lagi, gajah-gajah ini akan diikat, dikurung, bahkan hingga dipukuli agar menuruti perintah manusia. Kasihan banget kan?
Bukan cuma fisiknya yang terluka, secara mental gajah-gajah ini pun pasti akan merasa tersiksa dan tidak bisa tumbuh berkembang dengan baik.
Itulah fakta di balik wisata naik gajah yang pasti akan membuatmu miris dan tak tega saat membacanya.
Jadi, daripada menyiksa hewan, lebih baik kita berhenti menunggangi gajah dan mengganti aktivitas tersebut dengan memberi makanan, ikut memandikan, atau sekadar mengamati semata.
Bagaimanapun juga, gajah juga makhluk hidup yang punya perasaan kan, travelers?
BACA JUGA: Sehari Menjadi Kesatria Jemparingan Mataram di Royal Ambarrukmo
Info review Hotel, Restoran, Cafe, dan Produk silakan hubungi kontak Guideku.com