Guideku.com - Black box merupakan salah satu komponen pesawat yang kerap disebut-sebut ketika kecelakaan pesawat terbang terjadi.
Wajar saja, black box mengandung rekaman yang diharapkan dapat mengungkap apa penyebab di balik sebuah kecelakaan pesawat.
Meski disebut dengan nama black box, sebagian orang sudah tahu bahwa warna black box sebenarnya adalah oranye cerah. Hal ini dimaksudkan agar black box dapat lebih mudah terlihat dan ditemukan.
Baca Juga: Korban Ditemukan, Evakuasi Lion Air JT 610 Masih Berlanjut
Namun, selain warnanya yang tak sesuai nama, masih ada lagi fakta tentang black box yang perlu kamu ketahui.
1. Bukan cuma warna, bentuk pun tak sesuai nama
Baca Juga: Di manakah Posisi Duduk Teraman di Dalam Pesawat?
Banyak yang mengira kalau bentuk black box adalah kotak sempurna.
Nyatanya, black box juga memiliki bagian yang berbentuk silinder dan serupa dengan tabung gas kecil.
Istilah ''box'' sendiri mengacu pada zaman dulu, ketika rekaman masih dibuat dengan menggunakan alat perekam yang berbentuk boks.
Baca Juga: Ini yang Bikin Sony Lolos dari Maut Tragedi Lion Air JT 610
2. Sering juga disebut flight recorder
Pada badan black box, biasanya kamu akan menemukan istilah ''flight recorder'' alih-alih black box.
Tak hanya itu, mereka yang bekerja di lapangan dan akrab dengan komponen-komponen pesawat terbang pun lebih sering menyebutnya dengan istilah flight recorder.
Baca Juga: Lion Air Terbangkan 90 Keluarga Penumpang ke Jakarta
3. Memiliki dua bagian
Rekaman dalam black box terdiri dari dua bagian, yaitu flight data recorder (rekaman data penerbangan) dan cockpit voice recorder (rekaman suara kokpit).
Flight data recorder digunakan untuk merekam paling tidak 88 parameter penerbangan seperti kecepatan udara, ketinggian, posisi roda, tekanan udara, dan sebagainya.
Sedangkan cockpit voice recorder mereka semua yang dibicarakan oleh pilot dan ko-pilot di dalam kokpit.
4. Awalnya terletak di kokpit
Pada awal penggunaan dulu, black box diletakkan di dalam kokpit bersama instrumen penerbangan lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, bagian ini dinilai tidak aman dari kecelakaan dan dapat berpotensi merusak black box.
Pada akhirnya, black box pun diletakkan di bagian ekor pesawat yang lebih terlindungi saat pesawat mengalami kecelakaan.
5. Melewati tes panjang sebelum digunakan dalam pesawat
Untuk memastikan black box masih bisa berfungsi selepas kecelakaan, benda ini harus melewati serangkaian tes.
Beberapa tes yang ada adalah tes ketahanan black box terhadap tabrakan, tekanan, api, dan lain sebagainya.
Selain itu, black box juga akan dimasukkan ke dalam tanki berisi air garam dan dicek apakah suatu black box bisa bertahan 30 hari lamanya di dalam laut.
6. Terkadang butuh waktu lama untuk ditemukan
Tentu saja kita berharap agar black box dapat segera ditemukan dan penyebab kecelakaan diketahui.
Namun, sayangnya, menemukan black box tidaklah semudah itu.
Jika kecelakaan terjadi di dalam air, maka black box hanya bisa ditemukan dengan cara mendeteksi sinyal yang terpancar.
Sedangkan jika kecelakaan terjadi di darat, maka tim pencari harus menemukannya dengan berbekal warna oranye mencolok black box sebagai petunjuk.