Guideku.com - Masih menjujung tinggi adat dan budaya, Korea memiliki tradisi mandi lumpur bernama Boryeong Mud Festival.
Tak hanya Korea saja, ternyata Bali juga punya tradisi mandi lumpur bernama Mebuug-Buugan lho.
Bukan sekedar bersenang-senang, tradisi Mebuug-Buugan ini ternyata sarat akan makna.
Baca Juga: Bikin Cewek Terpana, Begini 5 Gaya Liburan Reino Barack
Tradisi Mebuug-Buugan di Bali ini memiliki tujuan tersendiri, yakni untuk lebih mampu mendekatkan diri dengan sumber kehidupan serta kemakmuran.
Buug sendiri diambil dari bahasa Bali yang artinya lumpur atau tanah.
Baca Juga: Patung Yesus Tertinggi Kedua di Dunia Ada di Buntu Burake Toraja
Nah, jadi nggak heran kan travelers, kalau tradisi ini identik dengan mandi lumpur?
Sudah menjadi kesehariann masyarakat Bali memang, melakukan segala aktivitas yang berkaitan dengan lumpur.
Terlebih bagi warga Bali yang berprofesi sebagai seorang petani.
Baca Juga: Mirip Dodol, Cicipi Kelat Manis Suwar Suwir Jajanan Khas Jember
Tradisi Mebuug-Buugan ini biasanya dilaksanakan beberapa hari setelah perayaan Nyepi selesai.
Di saat inilah warga mulai kembali menggarap sawah, sejumlah desa juga sangat antusias menyambut perayaan Mabuug-Buugan ini.
Baca Juga: Survei Membuktikan! Orang Indonesia Paling Males Jenis Wisata Ini
Tak hanya lempar-lemparan lumpur, dalam Mebuug-Buugan ini juga terdapat berbagai macam jenis perlombaan.
Ada lomba menangkap bebek, lomba lari di lumpur hingga perang lumpur dapat dengan mudah dilakukan dalam Mebuug-Buugan ini.
Sempat meredup di tahun 1963-2015 karena berbagai peristiwa termasuk meletusnya Gunung Agung, kini tradisi Mebuug-Buugan mulai dilakukan kembali.
Biasanya tradisi Mebuug-Buugan ini diadakan di wilayah hutan bakau Kedonganan.
Wah, kelihatanya seru sekali ya, travelers? Coba cari waktu terbaik berlibur ke Bali usai Nyepi ya, travelers.
Siapa tahu, kalian beruntung bisa menyaksikan eloknya tradisi Mebuug-Buugan ini.