Jakarta Kota Paling Tidak Toleran 2018, Netizen : Sudah Kuduga

Guideku.com - Jakarta kota paling tidak toleran 2018 menjadi perbincangan hangat.  

Seperti dilansir dari Suara.com, DKI Jakarta masuk dalam 10 besar kota dengan tingkat toleransi terendah. Artinya, daerah ibu kota merupakan kawasan yang rawan intoleran.

Peringkat tersebut berdasarkan hasil laporan Indeks Kota Toleran (IKT) Tahun 2018 yang diterbitkan Setara Institut.

Baca Juga: Anies Ungkap Cara Atasi Banjir Jakarta : Cuma Buat Lubang, Simple

Setara Institut meneliti 94 kota dari 98 kota yang ada di Indonesia. Hasilnya, DKI Jakarta menempati peringkat kedua dari bawah alias ke-92 dengan skor 2,880.

Dua kota lain yang berada di bawah DKI Jakarta adalah Tanjung Balai Sumatera Utara dengan skor 2,817, dan Banda Aceh (2,830).

Berikut 10 kota yang tingkat toleransinya rendah:

Baca Juga: Bule Kaget Habiskan Rp 150 Ribu di Jakarta, 'Jakarta So Cheap'

85. Kota Sabang: 3,757

86. Medan: 3,710

87. Makassar: 3,637

Baca Juga: Yang Lain Panas, Tempat di Jakarta Ini Diselimuti Salju

88. Bogor: 3,533

89. Depok: 3,490

90. Padang: 3,450

Baca Juga: Arborea Cafe Jakarta, Sensasi Minum Kopi di Hutan

91. Cilegon: 3,420

92. Jakarta: 2,880

93. Banda Aceh: 2,830

94. Tanjung Balai: 2,817

BACA JUGA: Nggak Takut Becek, Penjual Ikan Cantik Bikin Pasar Banjir Pengunjung

Direktur Riset Setara Institut Halili menuturkan, dibandingkan data IKT Tahun 2017, secara umum tidak terjadi perubahan komposisi yang signifikan pada data 10 kota dengan indeks toleransi terendah pada tahun 2018.

DKI Jakarta sendiri pada ITK tahun 2017 berada di urutan terakhir, yakni posisi 94.

''Kecuali perubahan signifikan terjadi pada Tanjung Balai yang tahun ini menempati peringkat ke 94 atau peringkat 1 dari bawah,'' tutur Halili di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).

BACA JUGA: Kupat Jembut dan 4 Makanan Ini Punya Nama Jorok, Pernah Cobain?

Sebagai informasi, dalam mengukur IKT tahun 2018, Setara Institut menggunakan kerangka metodologis Brian J Grim dan Roger Finke.

Variabel yang menjadi tolok ukurnya yakni, terkait regulasi pemerintah kota, tindakan pemerintah, regulasi sosial, dan demografi agama.

BACA JUGA: Sambil Angkat Tas Agar Tak Basah, Guru Ini Renang Sebrangi Laut ke Sekolah

Sementara bobot pengukuran yakni, rencana pembangunan (10 persen), kebijakan diskriminatif (20 persen), peristiwa intoleransi (20 persen), partisipasi masyarakat sipil (10 persen), pernyataan (10 persen), tindakan nyata (15 persen), heterogenitas agama (20 persen), inklusi sosial keagamaan (10 persen).

Lebih lanjut Halili mengungkapkan, tujuan pengindeksan ini untuk mempromosikan kota-kota yang dianggap berhasil membangun dan mengembangkan toleransi.

BACA JUGA: Jadi Anak Orang Terkaya Indonesia, 5 Gaya Liburan Putri Tanjung 'B' Aja

Selain itu, Halili mengatakan berdasarkan hasil laporan IKT 2018, Setara Institut meminta Presiden Joko Widodo mendorong pemerintah kota di seluruh Indonesia menjadi teladan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Netizen pun memberikan komentarnya terkait Jakarta menjadi salah satu kota paling tidak toleran.

''Sudah bisa diprediksi,'' tulis salah satu netizen.

SUARA.com/Muhammad Yasir

Artikel ini sudah dimuat di SUARA.com dengan judul: Jakarta Peringkat Tiga Kota Paling Tidak Toleran 2018