Guideku.com - Buat kamu yang sedang berlibur di Solo dan ingin berburu batik, Pasar Klewer tentunya bakal menjadi tempat pertama yang muncul di pikiran.
Dibangun sejak tahun 1942, pasar tradisional ini merupakan yang terbesar di Solo dan menjual aneka macam motif batik.
Selain menjadi sentra batik yang terkenal, Pasar Klewer juga dikenal sebagai tempat tujuan wisata sekaligus ikon kota Solo.
Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, Masinis Ini Tuntut Haknya untuk Mempertahankan Jenggot
Namun, tahukah kamu kalau Pasar Klewer dulunya digunakan sebagai tempat parkir kereta?
Ya, usut punya usut, Pasar Klewer dulunya digunakan sebagai tempat pemberhentian kereta api sehingga kawasan tersebut dikenal dengan nama Slompretan.
Baca Juga: Netizen Kesal Lihat ART Tak Diajak Makan Majikan, Padahal Ini yang Terjadi
Nama Slompretan sendiri berasal dari kata ''slompret'' atau terompet yang kerap terdengar saat kereta api akan berangkat.
BACA JUGA: Pasar Papringan, Pasar Tradisional Unik yang Semuanya Serba Bambu
Nah, karena digunakan sebagai tempat parkir kereta api itulah, para pedagang di kawasan Pasar Slompretan ini lantas menawarkan barang dagangan mereka sambil berjalan berkeliling.
Baca Juga: Wow! Korea Utara Sulap Tempat Peluncuran Misil Jadi Resort Eksotis
Kebanyakan dari mereka meletakkan barang dagangan itu di pundak dan membiarkannya menjuntai ke bawah. Dalam bahasa Jawa, barang-barang dagangan yang menjuntai ke bawah ini disebut berkleweran.
Lama-kelamaan, kata klewer pun menjadi lebih dikenal ketimbang slompretan. Sehingga, nama Pasar Slompretan pun berganti menjadi Pasar Klewer.
Baca Juga: Pake Tas Ransel di Kereta Jepang Tak Bisa Sembarangan, Ini Tata Tertibnya
Pasar Klewer sendiri semakin berkembang dari tahun ke tahun, sampai akhirnya bangunan bertingkat pun dibangun untuk menampung para pedagang.
BACA JUGA: 5 Kuliner Favorit Wisatawan dari Kota Kelahiran Joko Widodo
Totalnya, ada lebih dari 2.000 unit kios di bangunan Pasar Klewer ini. Berbeda dari zaman dulu, para pedagang pun kini tak lagi berjualan berkeliling dan membiarkan kain batik mereka berkleweran.
Meski begitu, tak bisa disangkal bahwa nama Pasar Klewer sudah terlanjur menjadi akrab dan lekat di hati wisatawan, bukan?