Menziarahi 4 Upacara Kematian Unik di Tana Toraja

Kematian disuguhkan dengan cara berbeda.

Dinar Surya Oktarini | Aditya Prasanda
Minggu, 26 Mei 2019 | 11:00 WIB
(Wikimedia Tropenmuseum)

(Wikimedia Tropenmuseum)

Guideku.com - Tana Toraja merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang kaya akan aneka upacara kematiannya.

Di kabupaten yang terletak di selatan Sulawesi ini, beragam upacara kematian digelar, menjelma warisan peradaban nan luhur dan berharga bagi khasanah kebudayaan Tanah Air.

Empat di antara upacara kematian di Tana Toraja tersebut, dihimpun Guideku.com disini. Apa saja?

Baca Juga: Menyibak Harga Kerbau di Pasar Bolu Toraja, Pasar Kerbau Terbesar di Dunia

Patung jenazah Tau-tau

Tau-tau, patung kayu menyerupai manusia ini merupakan replika kerabat yang telah meninggal dalam lingkup tradisi Toraja.

Proses pemahatannya tak dapat dilakukan sembarangan dan hanya dikerjakan oleh pemahat khusus.

Baca Juga: Menyambangi Passiliran, Komplek Pemakaman Bayi di Toraja

Sebab itu, sebelum jenazah diarak menggunakan peti Pong Buri, sang pemahat akan memahat Tau-tau persis di dekat jenazah, demi memperoleh detil nan maksimal.

(Wikimedia Tropenmuseum)
(Wikimedia Tropenmuseum)

 

Tak hanya dipahat oleh pemahat khusus, yang diizinkan membuat Tau-tau pun hanya keluarga yang sanggup menyembelih setidaknya 24 ekor kerbau, yang terdiri dari empat jenis ekor kerbau berbeda.

Baca Juga: 4 Fakta Soal Tau-tau, Patung Kayu Pengenang Jenazah di Toraja

Sebab biaya pembuatan tau-tau pun tak murah, berkisar Rp 25 juta bergantung detil dan ukurannya.

Kompleks Pemakaman Londa

Membentang di Desa Sandan Uai, Londa menyuguhkan goa yang berfungsi sebagai area pemakaman warga setempat.

Di goa-goa tersebut, peti berisi jenazah anggota masyarakat diletakkan dan ditumpuk di lubang-lubang gua.

Peletakannya pun dirunut berdasarkan derajat kedudukan seseorang. Semakin tinggi letaknya, semakin tinggi pula kedudukan mereka di masyarakat.

Pemakaman Bayi di Passiliran 

Ada yang berbeda di Passiliran, pemakaman bayi di Kambira, Toraja.

Jika pemakaman pada umumnya jenazah akan dikubur dalam tanah dan ditandai dengan batu nisan, di Passiliran, bayi-bayi dikubur di dalam pohon. Masyarakat setempat menyebut pohon tersebut tarra.

Menurut kepercayaan nenek moyang penduduk Kambira, bayi-bayi yang belum tumbuh giginya harus dikubur di dalam pohon, agar jiwanya selamat menyisir perjalanan hingga alam baka.

(Instagram Krisbiiantoandyha)
(Instagram Krisbiiantoandyha)

 

Konon, bayi-bayi tersebut sengaja dikubur di dalam pohon, sebab jika dikubur layaknya manusia dewasa, masyarakat setempat meyakini petir akan menyambar liang lahat mereka.

Di dalam pohon tarra, bayi-bayi akan dimakamkan dalam kondisi meringkuk, tanpa sehelai benang pun layaknya berada di dalam rahim ibu.

Getah pohon tarra nan berwarna putih seperti susu dipercaya menggantikan air susu ibu untuk jenazah para bayi di dalam pohon tarra.

Bayi-bayi yang dimakamkan dalam pohon tarra akan ditempatkan sesuai strata sosial keluarga mereka. Semakin tinggi derajat keluarga si bayi maka semakin tinggi pula tempat ia dimakamkan.

Nahas, saat bayi meninggal, ibu kandung tidak diperbolehkan melihat makam bayi mereka hingga setahun berselang.

Hari ini, kawasan pemakaman Passiliran merupakan salah satu destinasi wisata favorit wisatawan yang menyambangi Toraja. Untuk masuk ke dalam komplek pemakaman ini, kita harus merogoh kocek sebesar Rp 10 ribu.

Festival Man'ene

Di Festival Ma'ene, jasad-jasad yang telah terkubur puluhan tahun, dikeluarkan kembali. Lantas, oleh keluarga dan anak cucu mereka, jasad tersebut didandani dan diberi pakaian baru layaknya mereka yang masih hidup.

Setelah didandani, jasad-jasad tersebut akan digiring berjalan menuju kampung halaman mereka.

Ritual ini konon dapat menangkal bencana dan segala bala buruk bagi anggota keluarga yang ditinggalkan.

Berita Terkait TERKINI
Inilah deretan tempat wisata religi yang bisa dikunjungi saat liburan ke Solo, Jawa Tengah....
travel | 10:45 WIB
Inilah deretan tempat wisata Cianjur yang cocok dikunjungi saat musim libur Lebaran....
travel | 11:30 WIB
Beberapa destinasi wisata religi ini cocok dikunjungi saat libur Lebaran....
travel | 11:15 WIB
Supaya mudik tetap nyaman, penting untuk melakukan hal-hal berikut sepanjang perjalanan. Salah satunya melakukan peregan...
travel | 11:45 WIB
Kelima provinsi itu diprediksi menjadi daerah dengan tingkat kepadatan paling tinggi selama momen mudik Idul Fitri....
travel | 11:30 WIB
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Tampilkan lebih banyak