Mengenal Tradisi Ngawu-awu Petani Gunungkidul di Atas Tanah Kering

Tanah diolah dengan cara membalikkan tanah kering supaya tidak ada lagi bekas retakan tanah akibat kemarau.

Dany Garjito
Rabu, 13 November 2019 | 17:00 WIB
Tradisi Ngawu-awu Petani Gunungkidul di Atas Tanah Kering. (Suara.com/Julianto)

Tradisi Ngawu-awu Petani Gunungkidul di Atas Tanah Kering. (Suara.com/Julianto)

Guideku.com - Musim hujan diprediksi akan melanda Kabupaten Gunungkidul pada pertengahan November 2019. Saat ini, para petani tengah melakukan tradisi tahunan yakni ngawu-awu. Tradisi tersebut dilakukan untuk menyambut datangnya musim tanam saat hujan tiba.

Kegiatan ngawu-awu itu, para petani menaburkan benih padi di atas tanah kering yang telah diolah secara manual ataupun menggunakan alat tani. Tanah diolah dengan cara membalikkan tanah kering agar tidak ada lagi bekas retakan tanah akibat kemarau.

Maryadi (59), seorang petani asal Dusun Gunungrejo, Desa Girisuko, Kecamatan Panggang, Gunungkidul menuturkan proses ngawu-awu dengan menanamkan benih-benih padi di atas tanah yang telah diolah secara manual yang dilakukan para petani langsung.

Baca Juga: Lesehan di Jogja Jual Sate Ayam 2 Porsi Rp 100 Ribu, Netizen: Bikin Kapok

"Memang kalau hasil tumbuhnya tidak serapih dengan menanam padi yang langsung bibit, tapi hasilnya sama aja," kata Maryadi saat ditemui di lahan miliknya, Selasa (12/11), seperti dikutip GuideKu.com dari Suara.com.

Ia menjelaskan proses ngawu-awu akan terbilang sukses jika hujan datang tepat waktu. Para petani melalui penanggalan jawa, saat-saat inilah waktu yang tepat untuk melakukan proses ngawu-awu.

"Hujan kan pertengahan November diperkirakan datang, hitungannya pas hasil ngawu-awu itu tumbuh. Tapi jangan sampai telat hujan datang, karena bisa rusak benihnya," ujarnya.

Baca Juga: Pesona 4 Wisata Embung yang Sedang Hits di Yogyakarta

Petani lainnya, Sukidi (58), menjelaskan proses ngawu-awu tersebut sudah sejak lama dilakukan oleh para petani di Gunungkidul. Saat ini, para petani menyebar benih hasil bantuan pemerintah kabupaten dan pusat. Benuh tersebut salah satunya benih padi hibrida.

"Kalau benih padi itu bantuan dari pemerintah yang diberikan langsung lewat kelompok tani," ujar pria yang aktif di Kelompok Tani Gunungrejo, Desa Girisuko.

Sambil melakukan tradisi ngawu-awu, pihaknya juga berharap agar hujan turun pertama kali tidak langsung mengguyur deras. Sebab, guyuran pertama bisa menentukan apakah hasil ngawu-awu gagal atau sukses masa tanam pertama.

Baca Juga: Menikmati Selaksa Senja di Pantai Ngeden Gunungkidul

"Kalau hujan deras biasanya benih yang ditanam dari ngawu-awu terbawa air, dan tembok-tembok batu penahan bisa rubuh," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Peternakan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengungkapkan hingga bulan Oktober, sekurang-kurangnya 9630 ha lahan pertanian yang tersebar di Gunungkidul sukses melakukan tradisi ngawu-awu.

Kontributor: Julianto

SUARA.com/Pebriansyah Ariefana

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak