Ilustrasi Pesawat (Pixabay/HubertPhotographer)
Guideku.com - Ketika sedang menempuh perjalanan udara di pesawat, tak jarang terjadi turbulensi. Ya, penumpang pasti pernah mengalami goncangan ketika melakukan perjalanan. Lalu sebenarnya apa itu turbulensi?
Jangan terburu-buru panik, mari pelajari cara mengatasi salah satu ketidaknyamanan dalam perjalanan udara ini seperti dilansir dari laman National Geographic, Selasa (28/9/2021).
Sebenarnya apa itu turbulensi?
Baca Juga: Bucin Abis, Demi Lamar Kekasih Pria Ini Rela Berenang di Kolam Super Kotor
Saat melakukan perjalanan udara, turbulensi pasti terjadi dan membuat cemas. Turbulensi menjadi momen-momen yang menegangkan saat berada dalam pesawat terbang. Badan terguncang, minuman jatuh, dan orang-orang yang terjebak di lorong terhuyung-huyung ke kursi. Bahkan turbulensi ini menimbulkan benjolan atau memar.
Turbulensi ialah pusaran kacau dan mengguncang. Jika kamu pernah menyaksikan seutas asap yang mengepul pecah menjadi pusaran yang makin tidak teratur, seperti itulah turbulensi.
Penyebab Turbulensi
Baca Juga: Tak Asal Empuk, Simak 6 Tingkat Kematangan Steak yang Wajib Anda Ketahui
Sama seperti gelombang laut pecah di pantai, udara juga membentuk gelombang saat bertemu pegunungan. Udara lewat dengan lancar dan maju, namun beberapa massa udara berkerumun dan tidak punya tempat untuk dituju selain naik. “Gelombang gunung” ini dapat merambat dengan lebar dan juga dapat pecah menjadi banyak arus yang bergejolak, yang kita alami sebagai turbulensi.
Faktor membuat aliran udara tidak teratur yang menyebabkan turbulensi?
Fakta Tentang Turbulensi
Baca Juga: 8 Tips Dapat Tiket Promo Pesawat Lebih Mudah
Pikirkan turbulensi itu seperti ombak di lautan. Ombak besar atau tidak teratur dapat membuat perjalanan perahu menjadi tidak nyaman, tetapi tidak selalu berbahaya. Hal yang sama terjadi dengan pesawat ketika terbang melalui angin yang tidak teratur.
Lebih dari 8 juta orang terbang setiap hari, bertambah menjadi sekitar 3 miliar per tahun. Dari 3 miliar itu, tahukah kamu berapa banyak orang yang rata-rata terluka oleh turbulensi setiap tahun? 58 penumpang.
Kemungkinan terluka karena turbulensi adalah 0,00000193%. Dan 2/3 di antaranya adalah pramugari atau penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman saat terjadi turbulensi.
Baca Juga: 6 Wisata di Singapura ala Marissa Nasution, yang Cocok Masuk Bucket List
Sabuk Pengaman: Pertahanan Pertama Anda Terhadap Turbulensi
Ketika radar cuaca pilot menunjukkan kemungkinan turbulensi di depan, pilot akan menyalakan lampu "Kencangkan Sabuk Pengaman" di atas kursimu.
Segera kencangkan sabuk pengaman saat melihat tanda peringatan ini. Sabuk pengaman adalah pertahanan yang kuat terhadap potensi cedera terkait turbulensi.
Pilot menyalakan lampu peringatan itu karena mereka dilatih untuk memahami berbagai faktor yang dapat menyebabkan turbulensi.
Pilot Tahu Kapan Turbulensi Datang
Pilot ahli dalam lebih dari sekadar lepas landas, terbang, dan mendarat (bukan berarti itu tidak cukup mengesankan). Pilot juga dilatih dalam perencanaan keselamatan dan navigasi — termasuk turbulensi navigasi.
Sebelum lepas landas, pilot telah memeriksa rute dan menganalisis ramalan cuaca dan radar dengan cermat. Jika mereka melihat sesuatu yang dapat menyebabkan turbulensi, pilot akan mencoba menavigasi rute alternatif untuk menghindarinya.
Dalam kasus turbulensi yang tak terelakkan, mereka akan memastikan lampu "Kencangkan Sabuk Pengaman" menyala, dan penumpang tahu akan kemungkinan turbulensi yang lebih intens.
Pesawat Tidak Akan Jatuh
Pada akhirnya, kamu harus ingat bahwa turbulensi tidak akan menyebabkan pesawat jatuh. Pesawat dirancang mampu menahan sebagian besar turbulensi.
Dan dalam kasus turbulensi yang lebih ekstrim, pilot dapat menurunkan kecepatan pesawat ke kecepatan yang aman, sehingga pesawat tidak akan rusak saat melewati gangguan. Teknik ini akan menghindari risiko kecelakaan pesawat yang disebabkan oleh turbulensi.
Itulah beberapa hal yang harus kamu pahami tentang turbulensi yang terjadi saat penerbangan. (Suara.com/Yulia Kartika Dewi)