ILUSTRASI. Bali merupakan satu di antara tujuan destinasi wisata favorit di Indonesia untuk berlibur, khususnya ketika momen libur Natal dan tahun baru. (Pixabay/Peggy_Marco).
Guideku.com - Pemerintah Australia melalui unggahan portal Smartraveller oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mewanti-wanti warganya yang berlibur ke Bali.
Hal ini karena adanya korban tenggelam di daerah pesisir akibat laut yang ganas dan arus deras di pantai-pantai wisata populer di Bali yang tidak dijaga sebagaimana ditulis di Portal pemerintah Australia.
Selain itu Australia meminta warganya tidak meninggalkan makanan atau minuman tanpa pengawasan, sebab ada kasus keracunan metanol dalam minuman sebelumnya telah dilaporkan di Indonesia, termasuk di Bali dan Lombok.
Baca Juga: Garuda Indonesia Hingga Lion Air Tebar Diskon Tiket Pesawat di Liburan Sekolah
Peringatan dari Australia ini diberikan beberapa hari setelah sebuah kapal wisata The Tanis, kandas di perairan Tanjung Sangyang Desa Lembongan, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
Kapal tersebut berisi 94 orang, yang terdiri dari 4 ABK, 1 kapten, 77 penumpang WNA, dan 12 penumpang WNI. Menurut laporan, kapal tersebut kandas karena dihantam gelombang.
Dinas Pariwisata (Dispar) Bali pun merespons hal ini.
Baca Juga: Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
Menurutnya peringatan perjalanan dari Australia ini adalah sebuah risiko, namun wisatawan manapun akan aman di Bali jika memahami aturan.
“Jika semua wisatawan mematuhi aturan, saya yakin mereka akan aman di Bali,” kata Kepala Dispar Bali I Wayan Sumarajaya sebagaimana dilansir Antara.
Selain itu Pemerintah setempat meminta WNA Australia memahami ketentuan visa dan persyaratan masuk dan keluar, sebab Indonesia memiliki standar ketat untuk paspor yang rusak, seperti kerusakan akibat air, sobekan kecil atau sobekan pada halaman dapat dianggap rusak.
Baca Juga: Makan Daging Kurban Memang Nikmat, Tapi Waspadai 10 Ciri-ciri Kolesterol Naik Ini
WNA Australia juga diminta membaca do’s and don’ts sebab perilaku menyinggung yang tidak menghormati budaya, agama, tempat ibadah, dan upacara adat setempat dapat mengakibatkan hukuman pidana bahkan deportasi.
Minta Waspadai Serangan Teroris
Selain itu Australia juga menyarankan warganya "untuk sangat hati-hati di Indonesia" dalam segala hal.
Baca Juga: 10 Resep Olahan Daging Kurban Selain Sate, Mudah Dimasak Tinggal Sat Set
Pihak berwenang meminta warga Australia mempertimbangkan kembali kebutuhan untuk pergi ke Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Mereka juga menyebutkan ada risiko serangan teroris yang terus berlanjut di Indonesia. Ikuti saran otoritas setempat jika terjadi sesuatu.
"Daerah wisata populer mungkin menjadi sasaran serangan teroris," lanjut mereka.
Selain itu, Australia menyoroti protes publik dan acara yang melibatkan banyak orang terjadi secara berkala dan bisa berubah menjadi kekerasan tanpa pemberitahuan.
Jika terjadi demonstrasi, kemungkinan akan terjadi kemacetan lalu lintas dan akses terbatas ke lokasi. Hindari demonstrasi serta pantau media lokal untuk mendapatkan informasi terkini.
Banyak Risiko
Dispar Bali melihat sebagai destinasi wisata internasional yang dikunjungi wisatawan dari berbagai negara, Pemprov Bali menyadari pasti akan banyak risiko yang mungkin terjadi pada wisatawan.
Terlebih Bali sangat bertumpu pada wisata alam seperti pantai di samping budaya.
“Jika terjadi sesuatu pada wisatawan saat berlibur di Bali, hal tersebut akan berdampak sangat buruk pada citra pariwisata Bali,” ujar Sumarajaya.
Oleh karena itu untuk memastikan keamanan WNA Australia pemerintah daerah berupaya agar mereka dapat menikmati alam dan budaya Bali dengan aman dan nyaman.
“Pemprov Bali telah menerapkan standarisasi industri pariwisata, baik dari segi standar keselamatan wisata maupun standar keselamatan bencana,” kata Kepala Dispar Bali.
Selanjutnya pemerintah meminta kerja sama wisatawan untuk mematuhi aturan, terbaru soal Surat Edaran nomor 7 tahun 2025, tentang Tata Tertib Baru bagi Wisatawan Asing Selama di Bali.
Surat edaran ini kemudian disajikan dalam bentuk Do's and Don'ts, yakni apa saja yang boleh dan apa saja yang dilarang bagi wisatawan mancanegara selama berada di Bali.
Sejauh ini juga Pemprov Bali melihat belum ada dampak peringatan perjalanan Pemerintah Australia terhadap kunjungan wisman dari seluruh dunia maupun Negeri Kangguru itu.
Tahun 2023 dari Januari-Mei jumlah kunjungan total 1.876.975 kunjungan, pada 2024 2.391.860 kunjungan, dan 2025 ini melonjak di angka 2.663.734 kunjungan, masih dengan didominasi kunjungan Australia.