Lihat Langsung, Angela Gilsha Bikin Pengakuan Mengejutkan Soal Tambang Nikel di Raja Ampat

Angela Gilsha mengaku sempat datang ke sana.

Dany Garjito
Kamis, 12 Juni 2025 | 13:22 WIB
Angela Gilsha (instagram.com/angelagilsha)

Angela Gilsha (instagram.com/angelagilsha)

Guideku.com - Pesinetron Angela Gilsha sempat berbagi cerita tentang bagaimana dirinya menyaksikan sendiri kerusakan alam Raja Ampat imbas pertambangan nikel.

Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram Greenpeace Indonesia pada 11 Juni 2025 kemarin, Angela Gilsha terang-terang menyebut proyek pertambangan nikel sudah merusak sebagian area hijau di salah satu pulau.

"Di situ, aku lihat secara langsung dengan mata kepala sendiri, pulau yang setengahnya, bagian atasnya itu udah terkeruk, udah berupa tanah-tanah, dan udah banyak alat berat di situ," ungkap Angela.

Baca Juga: Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya

Bukan cuma wilayah daratan pulau saja yang mulai rusak, perairan di sekitarnya pun sudah terdampak pasir-pasir hasil kerukan alat berat yang terbawa hujan.

"Di sekitar pantainya itu juga, pasirnya udah cokelat dan airnya juga udah keruh. Kan habis hujan, jadi pasir dari atas itu masuk ke laut," jelas Angela.

Yang lebih mengejutkan lagi, lokasi pertambangan yang Angela Gilsha lihat ternyata tidak jauh dari salah satu titik tempat wisata di Pulau Kawe.

Baca Juga: Bali dalam Sorotan: Australia Wanti-Wanti Warganya yang Berlibur ke Pulau Dewata

"Nggak jauh, bahkan masih di pulau yang sama," keluh Angela di unggahan akun Instagram pribadinya.

Angela Gilsha juga mengunggah bukti hasil tangkapan layar aplikasi Google Earth, yang menunjukkan seberapa dekat lokasi pertambangan itu dengan tempatnya menyelam di Pulau Kawe.

Sementara dalam unggahan Greenpeace Indonesia, dijelaskan bahwa lokasi wisata yang dimaksud Angela Gilsha adalah Wayag, yang selama ini dikenal dengan keindahan alam bawah lautnya.

Baca Juga: Garuda Indonesia Hingga Lion Air Tebar Diskon Tiket Pesawat di Liburan Sekolah

Greenpeace Indonesia juga yang pertama membagikan kabar buruk tentang kerusakan alam Raja Ampat imbas praktek pertambangan nikel, lewat sebuah tulisan panjang serta bukti dokumentasi di Instagram.

Angela Gilsha. [Instagram]
Angela Gilsha komentari tambang di Raja Ampat. [Instagram]

"The Last Paradise. Satu per satu keindahan alam Indonesia dirusak dan dihancurkan, hanya demi kepentingan sesaat dan golongan oligarki serakah," tulis Greenpeace Indonesia belum lama ini.

Bahkan bukan hanya Raja Ampat, pertambangan nikel yang jadi bagian program hilirisasi pemerintah sudah meninggalkan kerusakan di berbagai wilayah seperti di Sulawesi dan Maluku.

Baca Juga: Makan Daging Kurban Berlebihan Bisa Picu Kolesterol, Begini Cara Menurunkannya

"Hilirisasi nikel, yang digadang-gadang sebagai jalan menuju energi bersih, telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat, dari Sulawesi hingga Maluku," papar Greenpeace Indonesia dalam lanjutan tulisannya.

Angela Gilsha sendiri tidak bersekutu dengan pihak mana pun, termasuk Greenpeace Indonesia, untuk menghalangi kemajuan bangsa dalam menghasilkan energi bersih lewat nikel seperti yang ramai dituduhkan kepada mereka.

Dijelaskan dalam unggahan Instagram-nya, Angela Gilsha murni berkunjung ke Pulau Kawe untuk berlibur, sebelum akhirnya melihat sendiri bagaimana sisi lain pulau sudah digunduli alat berat untuk dijadikan area tambang.

"Pulau Kawe itu salah satu pulau favorit aku waktu liburan ke Raja Ampat bulan lalu. Lautnya sebening kristal, ikan-ikan dan karang warna-warni terlihat jelas dari tepi pantai," papar Angela.

Pemerintah memang sudah memenuhi janji melindungi kawasan wisata Raja Ampat dengan mencabut izin empat perusahaan tambang nikel, termasuk mereka yang beroperasi di Pulau Kawe.

Tinggal area Pulau GAG saja yang masih dipertahankan sebagai wilayah pertambangan nikel, dengan dalih tidak mengancam kelestarian lokasi wisata populer di Raja Ampat.

"Piaynemo itu pulau pariwisatanya Raja Ampat. Saya sering ke Raja Ampat. Pulau Piaynemo dengan Pulau GAG itu kurang lebih sekitar 30 kilometer sampai dengan 40 kilometer," papar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia dalam pernyataannya di Jakarta belum lama ini.

Namun, sebagian Pulau Kawe sudah mengalami kerusakan dan perairan di sekitarnya pun mulai tercemar.

Lantas siapa yang harus bertanggung jawab memperbaiki itu semua?

Berita Terkait TERKINI
Di tengah ancaman krisis iklim dan kerusakan alam, banyak orang mulai mempertanyakan bagaimana cara menikmati liburan ta...
travel | 13:18 WIB
Kasus penembakan tersebut menjadi menjadi sorotan terhadap WNA Australia....
travel | 12:13 WIB
Dua orang pendaki tertangkap pada 15 Juni 2025....
travel | 12:50 WIB
Penetapan Dataran Tinggi Dieng sebagai geopark nasional disambut dengan harapan besar, terutama dari para pelaku wisata ...
travel | 11:00 WIB
Aplikasi yang baik akan membantu Anda menghemat waktu dan uang, serta meminimalkan potensi masalah selama proses pemesan...
travel | 10:00 WIB
Diketahui konten itu diunggah oleh akun media sosial TikTok....
travel | 11:15 WIB
Namun Amir meminta Pemda DIY maupun Pemkab Gunungkidul harus memperhatikan jalur-jalur alternatif....
travel | 10:00 WIB
Terdapat kenaikan sebesar 8,92 persen dari total kunjungan sebanyak 3.223.229 kunjungan....
travel | 14:27 WIB
Menurutnya peringatan perjalanan dari Australia ini adalah sebuah risiko, namun wisatawan manapun akan aman di Bali jika...
travel | 14:09 WIB
Mana saja destinasi wisata yang tersembunyi di Raja Ampat?...
travel | 11:23 WIB
Tampilkan lebih banyak