Ilustrasi liburan. (Unsplash/Jake Young)
Guideku.com - Di tengah ancaman krisis iklim dan kerusakan alam, banyak orang mulai mempertanyakan bagaimana cara menikmati liburan tanpa merusak lingkungan? Jawabannya ada pada konsep ekowisata dan pariwisata berkelanjutan—dua istilah yang kini makin relevan, bukan hanya untuk pelaku industri, tapi juga untuk wisatawan yang ingin bepergian dengan lebih bijak.
Ekowisata adalah bentuk pariwisata yang berfokus pada kawasan alami dan bertujuan melestarikan lingkungan sambil memberikan manfaat kepada masyarakat lokal.
Lebih dari sekadar jalan-jalan ke alam terbuka, ekowisata melibatkan pembelajaran, rasa hormat terhadap budaya setempat, dan kontribusi langsung terhadap konservasi.
Baca Juga: Digelar Besok dan Diikuti Ribuan Orang, Ini Rute Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo
Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) menyebut lima karakter utama dari ekowisata:
Pendek kata, ekowisata bukan sekadar berfoto di tempat hijau, melainkan juga soal etika dan tanggung jawab terhadap bumi.
Bagaimana dengan Pariwisata Berkelanjutan?
Baca Juga: Lomba Lari Rasa Pasar Rakyat, Mandiri Jogja Marathon 2025 Hidupkan Ekonomi di Yogyakarta
Jika ekowisata adalah salah satu bentuk, maka pariwisata berkelanjutan adalah payung besarnya. Konsep ini mencakup semua jenis pariwisata, termasuk wisata kota, wisata budaya, hingga wisata pantai, selama dijalankan dengan prinsip berkelanjutan.
Menurut definisi internasional, pariwisata berkelanjutan mempertimbangkan secara menyeluruh dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan, baik sekarang maupun di masa depan. Tujuannya: memenuhi kebutuhan wisatawan, industri, masyarakat, dan lingkungan secara seimbang.
Ada tiga pilar utama dalam pariwisata berkelanjutan:
Baca Juga: Wamenpar Minta Akomodasi Wisata di Bali Tingkatkan Keamanan Pasca Penembakan WNA
Untuk memastikan prinsip-prinsip ini dijalankan, Global Sustainable Tourism Council (GSTC) menetapkan kriteria internasional yang bisa diadopsi oleh destinasi wisata, pemerintah daerah, maupun operator perjalanan.
Kriteria tersebut meliputi:
Kita mungkin bukan pengelola wisata, tapi setiap keputusan saat liburan punya dampak besar. Itulah sebabnya muncul istilah perjalanan bertanggung jawab atau responsible travel—di mana wisatawan berperan aktif mendukung pariwisata yang ramah lingkungan dan berpihak pada masyarakat lokal.
Baca Juga: Inspirasi Desain Kitchen Set untuk Rumah Minimalis: Hemat Tempat Plus Estetik
Beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan:
Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak pariwisata, baik terhadap lingkungan maupun masyarakat, ekowisata dan pariwisata berkelanjutan bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan. Liburan kini bukan hanya tentang “ke mana kita pergi”, tetapi juga “bagaimana kita pergi” dan “apa dampaknya bagi sekitar”.
Maka, saat merencanakan liburan berikutnya, pertimbangkan untuk menjadi bagian dari solusi. Pilihlah perjalanan yang tidak hanya memberikan pengalaman, tetapi juga meninggalkan jejak kebaikan bagi bumi dan sesama.