Sarkem Kebakaran, Warga Menduga karena Puntung Rokok

Warga menduga Sarkem kebakaran bukan karena konsleting listrik.

Dany Garjito
Rabu, 02 Oktober 2019 | 14:36 WIB
Kebakaran Sarkem Yogyakarta. (Suara.com/Atta)

Kebakaran Sarkem Yogyakarta. (Suara.com/Atta)

Guideku.com - Sarkem Yogya kebakaran, warga pun menduga puntung rokok menjadi penyebabnya.

Warga kawasan Pasar Kembang, Yogyakarta menduga kebakaran di kampungnya karena puntung rokok atau juga kompor. Kebakaran itu bersumber dari sebuah gudang kayu milik Hotel Abadi Sarkem.

Bambang, warga setempat bercerita otoritas Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Yogyakarta sebelumnya mengumumkan jika kebakaran dikarenakan konsleting listrik. Namun dia tak yakin itu benar.

Baca Juga: Sarkem Kebakaran, 1 Orang Dilaporkan Tewas

"Ya mungkin rokok apa masak, yang jelas bukan korsleting listrik," kata Bambang di Sarkem.

Kawasan Pasar Kembang atau Sarkem di Yogyakarta kebakaran, Rabu (2/10/2019). Kebakaran berasal dari terbakarnya gudang kayu di sana.

Informasi yang didapat di lapangan, kebakaran itu terjadi pukul 10.30 WIB. Kini api sudah dipadamkan.

Baca Juga: Jalan Moses Gatotkaca, Jalan Bersejarah di Gejayan Yogyakarta

Kebakaran sempat membuat heboh warga setempat karena lokasi kebakaran ada di tengah pemukiman. Sampai kini belum ada pihak yang berwewenang menjelaskan musabab kebakaran gudang kayu itu hingga tewaskan 1 orang.

Korban tewas kebakaran Sarkem dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta.

Sarkem dikenal sebagai tempat lokalisasi yang berada di Yogyakarta. Tempat ini terleteak di gang-gang sempit di belakang gedung pemerintahan menuju pinggiran rel kereta api barat Stasiun Tugu.

Baca Juga: Begal Payudara Hantui Yogyakarta, Korbannya Turis Asing dan Mahasiswi

Biasanya para PSK lokal yang berada disini berasal dari daerah Parangkusumo, Parangtritis dan Bantul.

Sedangkan kebanyakan PSK berasal dari luar Yogyakarta, ada yang berasal dari Temanggung, Semarang, Kudus, Pati, Purwodadi, Rembang, Kendal, Nganjuk, bahkan Jawa Timur dan Kalimantan. Begitu juga dengan induk semang alias mucikarinya, mereka datang dari Kudus, Magelang, Surabaya dan Bandung.

SUARA.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Berita Terkait TERKINI
Dalam kirab besok, Kerabat Keraton Solo KGPH Adipati Dipokusumo menjelaskan jumlah peserta kirab sekitar 5.000 orang....
event | 11:56 WIB
Bank Mandiri berencana memanfaatkan jaringan globalnya untuk memperkenalkan kearifan lokal Yogyakarta....
event | 12:28 WIB
Para pengunjung pun dapat berkesempatan untuk mendapat tiket undian dengan hadiah berlari di Berlin....
event | 10:38 WIB
Sebagai atlet profesional, joki menanggung risiko tinggi di setiap pertandingan....
event | 11:21 WIB
ARTJOG 2025 - Motif: Amalan, Dimulai 20 Juni!...
event | 13:49 WIB
Maskapai nasional, termasuk Garuda, Citilink, & Lion Air Group, diskon tarif tiket pesawat saat libur sekolah hingga 31 ...
event | 10:22 WIB
Bagi Anda yang tengah merencanakan liburan atau perjalanan bisnis, festival ini bisa menjadi momen tepat dapat penawaran...
event | 14:19 WIB
Desa Wironanggan, tepatnya di Kampung Karanglo, menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA), program yang mengangkat...
event | 09:47 WIB
Di tangan warga Tabek, maggot bukan sekadar pengurai limbah, tetapi juga sumber penghasilan....
event | 09:25 WIB
Lewat Posyandu Cempaka di Palembang, warga bisa mendapatkan akses kesehatan gratis, edukasi gizi, dan program tambahan n...
event | 21:12 WIB
Tampilkan lebih banyak