Guideku.com - Para penduduk di sebuah apartemen di India terancam hidup sebulan tanpa air bersih. Penyebabnya, air di apartemen mereka mendadak mengandung alkohol.
Dihimpun dari laman Daily Mail, para penduduk ini dibuat terkejut oleh keran air yang mendadak mengeluarkan campuran bir, rum, dan brandy.
Saat itu, penduduk pun langsung melapor pada otoritas setempat. Yang mengejutkan, pihak berwenang malah mengaku jika insiden ini disebabkan kesalahan mereka.
Baca Juga: Viral Robot Keliling Khusus Sayur, Netizen: Bule Baru Kenal Tukang Sayur
Diketahui, pihak berwenang sebelumnya sempat melakukan aksi penyitaan alkohol ilegal. Total, ada 6.000 liter alkohol yang disita.
Setelah disita, mereka pun membuang alkohol ini ke lubang di tanah. Sayangnya, alkohol yang dibuang tersebut malah merembes ke dalam sumur dan berakhir mengontaminasi sumber air di 18 apartemen.
Para penduduk di distrik Thrissur pertama menyadari keanehan ini ketika mereka menyalakan keran dan mendapati cairan kecokelatan mengalir keluar.
Baca Juga: Gegara Virus Corona, Begini Sepinya Bandara Changi Singapura
Saat tangki air dicek, para penduduk pun menemukan lapisan seperti minyak yang mengapung di atas air diikuti bau busuk.
"Kami sangat terkejut," ujar Joshy Malyiekkal, pemilik salah satu kompleks apartemen di sana.
Menurut Malyiekkal, kontaminasi alkohol ini membuat para penduduk tidak memiliki sumber air bersih untuk minum atau mandi.
Baca Juga: Bawa Foto Mantan ke Burger King Amerika, Bisa Dapat Hadiah Valentine Ini
"Anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah dan orangtua mereka juga tidak bisa pergi bekerja."
Pihak berwenang sendiri telah berjanji untuk memperbaiki kesalahan mereka. Namun, proses pembersihan alkohol diperkirakan akan memakan waktu sebulan.
Alkohol itu sendiri diduga berasal dari Rachna Bar dan Hotel yang berada tak jauh dari kompleks apartemen.
Disebutkan, alkohol ini disita dan dibuang karena sudah kedaluwarsa dan disimpan sejak tahun 2014 silam. Hal ini dikarenakan area negara bagian India tersebut telah melarang penjualan alkohol sejak tahun 2014.
Untuk sementara waktu, penduduk pun harus puas dengan pasokan air bersih dari pihak berwenang. Meski begitu, mereka juga mengeluhkan bahwa pasokan air yang dikirim masih belum cukup.