Tetap Eksis Selama 69 Tahun, Intip Rahasia Dapur Gudeg Yu Djum

Guideku.com - Sebelum menjadi Gudeg Yu Djum yang kita kenal sekarang, mbah Djuwariyah atau Yu Djum, menjual gudeg dengan gendongan pada 1951.

Seiring berjalannya waktu, kerja keras Yu Djum berkeliling menjajakan gendongannya membuahkan hasil. Perlahan-lahan dari membuka warung di rumahnya, kini Gudeg Yu Djum sudah punya 6 gerai yang tersebar di Yogyakarta.

Meski didera dengan ragam tren kuliner dari waktu ke waku, Gudeg Yu Djum bisa terus mempertahankan eksistensinya dalam menyajikan makanan tradisional selama 69 tahun. Apa rahasianya?

Baca Juga: Tak Ada Makanan saat Kelaparan, Tiga Bocah Ini Hampir Tiap Hari Makan Sabun

Manager Operasional Gudeg Yu Djum, Citra Anindyto dalam acara Ngopi Bareng Paxel, Kamis (20/2/2020), menyebut setidaknya ada tiga rahasia dapur yang membuat bisnis Gudeg Yu Djum bisa terus bertahan.

1. Mempertahankan Nilai Autentik

Sebagai makanan tradisional, Citra menjelaskan, kuliner gudeg dibuat dengan cara yang sedikit rumit dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Baca Juga: Panik Covid-19, Warga Daegu Langsung Borong Bahan Makanan di Supermarket

Hal ini dikarenakan, sambung Citra, setiap komponen di menu gudeg harus di masak sendiri-sendiri dalam satu kompor. Misalnya telur di masak sendiri di satu kompor, pun komponen lainnya seperti ayam, tahu hingga krecek.

Meski teknologi semakin berkembang dan memungkinkan untuk mempersingkat waktu pembuatan gudeg, namun pihak Gudeg Yu Djum tetap meracik dengan cara yang sama sejak dulu.

Hal ini pun membuat Gudeg Yu Djum punya cita rasa dan ciri khas yang tidak pernah berubah.

Baca Juga: Keliling Dunia Habiskan Rp 10 M, Raffi Ahmad: Sekali Makan Bisa Rp 30 Juta

2. Meramu Inovasi

Meski menjaga keautentikan terus dijabani oleh Gudeg Yu Djum, namun bukan berarti pihak Yu Djum menutup diri dari perkembangan jaman. Agar bisa tetap diterima pasar, Gudeg Yu Djum pun mulai membuat inovasi yang bisa diterima khususnya oleh kaum milenial.

Citra menyebut, Gudeg Yu Djum kini punya varian yang dekat dengan anak muda yakni Gudeg Mercon dengan kemasan box. "Jadi kami bikin rice box tapi isinya gudeg mercon," kata Citra.

Box dipilih, imbuh Citra, agar gudeg tak melulu punya kesan tradisional dan serius. Selain itu, mercon dengan cita rasa pedas juga dipilih dengan berkaca pada tren pedas yang disukai oleh anak muda sekarang.

3. Menjalin Kolaborasi

Sejak akhir 2019 lalu, gudeg legendaris dari Yogyakarta, Gudeg Yu Djum, menjalin kerjasama dengan startup logistik pelopor sameday delivery antarkota, Paxel, guna mengembangkan ekspansi bisnis di era serba digital ini.

Dengan adanya kolaborasi antara Gudeg Yu Djum dan Paxel, hal ini bisa mengobati rasa kangen Yu Djum Lovers (penggemar gudeg Yu Djum) yang berasal dari luar kota akan sajian gudeg dengan lebih cepat.

Melalui layanan pengiriman tiba di hari yang sama milik Paxel, Gudeg Yu Djum dapat dinikmati pecinta makanan khas Jogja di 12 kota besar Jawa & Bali.

“Gudeg yang semula hanya untuk oleh-oleh jika pelanggan berkunjung ke Yogyakarta, kini bisa dinikmati langsung dengan pemesanan melalui aplikasi Paxel. Kami senang akhirnya Gudeg Yu Djum bisa dinikmati di 12 kota, tanpa perlu membuka cabang di kota-kota tersebut,” kata Citra.