Ini Penyebab Kenapa Kebiasaan Makanan Sehat Disebut Picu Masalah Psikologis

Wah, mengapa ya kebiasaan makan sehat disebut picu masalah psikologis? Intip info selengkapnya berikut ini.

Arendya Nariswari
Senin, 05 Juli 2021 | 14:48 WIB
Ilustrasi Sayuran. (pixabay.com/JillWellington)

Ilustrasi Sayuran. (pixabay.com/JillWellington)

Guideku.com - Demi kebaikan tubuh sendiri, tak jarang orang-orang kekinian selalu menjalani gaya hidup sehat dan pola makan seimbang. Sekarang ini pun sudah banyak pilihan pola makan sehat yang beberapa sudah menjadi trend.

Ternyata, siapa sangka jika tidak semua makanan sehat itu baik dikonsumsi. Bahkan Anda mungkin berpikir sangat mustahil makanan sehat bisa menyebabkan penyakit.

Melansir dari laman Times of India, ada banyak gangguan obsesif-kompulsif yang terkait dengan kebiasaan makan, salah satunya orthorexia.

Baca Juga: Lagi Asyik Makan Ikan Goreng, Pas Dizoom Publik Kaget Lihat Ada Wajah Ini

Orthorexia nervosa yakni jenis gangguan makan yang ditandai dengan fiksasi berlebihan dengan kebiasaan makan sehat.

Tak seperti gangguan makan lainnya, sebagian besar kasus orthorexia ini berkaitan dengan kualitas makanan daripada kuantitas makanan. Orang dengan gangguan ini biasanya tak perlu khawatir dengan kondisi kesehatan fisiknya, karena mereka memang mengonsumsi makanan kualitas paling murni.

Ilustrasi Makan Sehat. (Shutterstock)
Ilustrasi Makan Sehat. (Shutterstock)

Meski begitu, para peneliti dan dokter mengatakan ada beberapa gejala orthorexia yang perlu diwaspadai, termasuk membaca daftar bahan dan label fakta gizi dari makanan yang ingin dikonsumsi secara kompulsif, menghilangkan semakin banyak item atau kategori makanan, cemas ketika ada makanan sehat yang tidak bisa diakses.

Baca Juga: Panaskan Saus Pakai Rice Cooker, Wujud Botol Ini Bikin Warganet Syok

Namun, bukan berarti semua orang yang menjalani diet atau pola makan sehat akan berisiko mengalami orthorexia. Ketika suatu kebiasaan menjadi terpaku dan obsesif, hal itu bisa menjadi penyebab kekhawatiran.

Walaupun orthorexia ini tak terlalu mengkhawatirkan, tapi kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi secara fisik, mental dan sosial. Penderita bisa mengalami malnutrisi, anemia dan detak jantung yang sangat lambat karena kurangnya nutrisi yang dibutuhkan.

Malnutrisi parah bisa menyebabkan masalah pencernaan, ketidakseimbangan elektrolit dan hormonal, asidosis metabolik dan masalah kesehatan tulang.

Baca Juga: Viral Orang Pamer Makan Nasi Telur, Publik Malah Salfok Lihat Sendoknya

Pada waktu bersamaan, seseorang mungkin menghadapi efek psikologis yang sangat besar, seperti kurang fokus dan kehilangan minat pada aktivitas sosial. (Suara.com/Shevinna Putti Anggraeni)

Berita Terkait TERKINI
Inilah deretan inspirasi kitchen set untuk rumah minimalis yang bisa Anda terapkan untuk mempercantik dapur....
food | 10:00 WIB
Dedi Mulyadi kunjungi barak militer yang membina remaja bermasalah, terutama perempuan pengguna "Kawa Kawa"....
food | 10:22 WIB
Umar Patek memilih menyeduh 'damai' melalui secangkir kopi di Ramu Kopi....
food | 10:00 WIB
Setelah mengonsumsi banyak daging kurban, kadar kolesterol dalam tubuh bisa meningkat....
food | 10:00 WIB
Di Sumatera Selatan, tren jajan tampaknya sudah menjadi gaya hidup harian, terutama bagi kalangan ibu rumah tangga....
food | 10:00 WIB
Bagaimana cara mengetahui kolesterol kita naik usai makan daging kurban?...
food | 10:00 WIB
Ide resep olahan daging kurban selain sate yang mudah dan cepat dimasak di rumah....
food | 10:00 WIB
Setiap kuliner khas ini juga menyimpan cerita dan tradisi yang melekat kuat....
food | 14:27 WIB
Ibadah haji juga jadi momen mencicipi kuliner khas Arab Saudi. Apa saja makanan khas Arab yang jadi favorit jemaah Indon...
food | 10:00 WIB
Tampilkan lebih banyak