Keluarga Juliana Marins. (Dok. Instagram)
Guideku.com - Perjalanan liburan ke Indonesia malah berujung duka. Juliana Marins, cewek 26 tahun asal Brasil, meninggal setelah jatuh ke jurang waktu naik Gunung Rinjani, NTB. Kasus ini bikin geger bukan cuma di Indonesia, tapi juga di media-media Brasil.
Dan yang bikin makin geram, ayah Juliana buka suara. Dalam wawancara bareng acara TV Fantástico di Brasil, dia blak-blakan nyalahin pemandu wisata yang nemenin anaknya.
“Pemandunya ninggalin anak saya sendiri di jalur gunung yang gelap, katanya sih buat ngerokok. Pas balik, Juliana udah gak ada,” kata Manoel Marins, ayah Juliana, dengan suara bergetar.
Baca Juga: 7 Rekomendasi HP Gaming 3 Jutaan Terbaik 2025, Anti Ngelag Buat Main Genshin & PUBG!
Menurut sang ayah, pemandu minta Juliana duduk di pinggir jalur karena dia udah kelelahan. Tapi entah kenapa, pemandunya malah ninggalin dia sendirian selama 5–10 menit. Waktu balik, Juliana hilang. Yang makin bikin kecewa, si pemandu baru mulai cari-cari sekitar jam 6 pagi, dua jam kemudian.
Alih-alih langsung minta bantuan, pemandu itu malah kirim video ke atasannya. Tim penyelamat baru dipanggil jam 08.30 pagi dan baru nyampe lokasi sekitar jam 2 siang. Bahkan, tim Basarnas baru datang jam 7 malam. Kebayang kan, betapa lamanya?
“Tim pertama yang nyampe gak bawa alat lengkap. Bahkan pemandunya coba turun sendiri cuma pakai tali di pinggang. Itu bukan penyelamatan, itu nekat,” tegas Manoel.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Lagi, Kini Rp1,9 Juta/Gram! Kenapa Sih Bisa Anjlok Terus?
Juliana akhirnya ditemukan dua hari kemudian, dalam kondisi meninggal dunia. Hasil autopsi awal di Indonesia bilang kalau dia meninggal sekitar 20 menit setelah jatuh karena luka dalam dan pendarahan hebat.
Tapi keluarga gak puas dengan penjelasan itu. Jenazah Juliana udah dibawa pulang ke Brasil, dan sekarang mereka minta autopsi ulang lewat jalur hukum. Pengadilan Federal di Brasil pun udah ngizinin proses ini.
Orang tua Juliana juga lagi konsultasi sama pengacara HAM dan organisasi internasional buat menuntut keadilan. Apalagi, media-media besar di Brasil udah mulai ngebahas soal standar keamanan wisata di Indonesia.
Baca Juga: Netizen Singgung Karma Ahmad Dhani: Ceraikan Maia Lewat SMS, Balasan Datang Lewat Dul Jaelani?
“Kami gak akan diam. Orang-orang ini udah membuat anak saya meninggal. Kami akan terus cari keadilan,” kata sang ibu, Estela Marins.
Pemerintah Kota Niterói, tempat Juliana tinggal, ikut turun tangan. Mereka bantu pemulangan jenazah dan rencananya bakal bikin spot khusus di kota itu atas nama Juliana. Tapi belum ada tanggal pastinya.
Sementara itu, pemerintah Indonesia masih belum ngeluarin pernyataan resmi soal kritik dari keluarga korban. Tapi tekanan internasional mulai meningkat. Dunia nunggu langkah nyata—bukan cuma permintaan maaf.
Baca Juga: Skandal Arisan & Investasi Bodong di Cilegon: 52 Orang Ketipu, Ada yang Sampai Gagal Nikah!
Catatan Buat Kita
Kisah ini bukan sekadar cerita sedih dari negeri seberang. Ini pengingat bahwa keselamatan wisata itu bukan hal sepele. Buat kamu yang hobi naik gunung atau traveling ke tempat ekstrem: mending recheck semua, dari tour guide sampai SOP evakuasi. Jangan cuma tergiur "view-nya cakep", tapi gak siap sama risikonya.