Ilustrasi pelecehan seksual. [Pexels]
Guideku.com - Cerita yang bikin lega sekaligus miris. ASN Pemkot Solo yang kedapatan melakukan pelecehan seksual akhirnya kena sanksi tegas: diturunkan pangkat dari pegawai administrasi jadi petugas kebersihan. Gaji turun drastis, dari 3-4 juta jadi cuma 1-2 juta rupiah!
Setelah berminggu-minggu jadi perbincangan, akhirnya keluar juga keputusan resmi dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) awal pekan ini.
ASN yang tadinya kerja santai di kantor Dinas Kesehatan Solo, sekarang harus siap-siap pegang sapu dan pel di Dinas Lingkungan Hidup.
Baca Juga: Surat Istri Menteri UMKM Agustina Hastarini Bikin Geger Jagat Medsos: Apa yang Perlu Kamu Ketahui?
Sanksi yang diterima nggak main-main. Dia turun pangkat dari pelaksana kelas V jadi pelaksana kelas I, pindah kerja dari administrasi perkantoran yang nyaman jadi petugas kebersihan yang harus kerja fisik setiap hari.
Yang paling berasa, gajinya turun drastis dari sekitar 3-4 juta jadi cuma 1-2 juta rupiah per bulan. Sanksi ini berlaku selama 12 bulan penuh.
Kepala BKPSDM Solo, Dwi Ariyatno, konfirmasi kalau keputusan ini udah diserahkan ke yang bersangkutan. Dia diberi waktu 15 hari buat keberatan, kalau nggak ada protes ya langsung efektif berlaku. Mulai Senin depan, si ASN ini udah harus mulai hari pertamanya sebagai petugas kebersihan.
Baca Juga: Bukan Cuma Gaji di Atas UMR, Ini 8 Tanda Kamu Kerja di Tempat yang Sehat
Kronologi yang Bikin Geram
Kasus ini bermula dari aduan yang masuk ke Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS) tanggal 13 Juni 2025. Isinya bikin emosi banget. Si ASN brengsek ini melakukan pelecehan seksual ke salah satu staf sebanyak dua kali, pertama di dalam lift dan kedua di ruangan Kepala Dinkes.
Dia nekat mencium bibir korban secara paksa, mengajak korban ke tempat sepi berdua, bahkan mengirim chat mesum.
Baca Juga: Tragis! Ayah Juliana Marins Salahkan Pemandu, Sebut Anaknya Ditinggal untuk Merokok
Bayangin aja, korban yang harusnya merasa aman di tempat kerja malah digangguin sama oknum ASN yang nggak tau diri. Untung korban berani lapor lewat sistem ULAS yang memang disediakan pemerintah kota buat menampung aduan masyarakat.
Sanksi yang Pas di Hati
Meski ada yang bilang sanksinya masih ringan, tapi setidaknya ada efek jera yang nyata. Dari segi finansial, dia kehilangan 50% penghasilan bulanan dan nggak bisa lagi nikmati fasilitas kantor yang nyaman. Sekarang harus kerja fisik di lapangan, bukan lagi santai di ruangan ber-AC.
Baca Juga: 7 Rekomendasi HP Gaming 3 Jutaan Terbaik 2025, Anti Ngelag Buat Main Genshin & PUBG!
Dari segi karier, kalau mau naik pangkat lagi, dia harus mulai dari nol. Harus ikut uji kompetensi kayak fresh graduate.
Reputasi udah hancur, susah banget buat naik jabatan. Belum lagi dari segi sosial, dia jadi bulan-bulanan teman kerja, keluarga ikut malu, dan seumur hidup bakal diingat sebagai pelaku pelecehan.
Efek Domino yang Positif
Keputusan tegas ini hopefully bisa jadi peringatan buat ASN lain yang suka seenaknya. ASN lain bakal mikir dua kali sebelum berbuat nggak-nggak karena takut nasibnya sama kayak si pelaku. Kasus ini juga nunjukin kalau sistem pelaporan berfungsi, jadi korban pelecehan lain bakal lebih berani speak up.
Yang paling penting, lingkungan kerja jadi lebih aman, terutama buat perempuan yang sering jadi target pelecehan. Ini bisa jadi momentum buat pemerintah daerah lain ikut tegas dalam menangani kasus serupa.
Pesan Moral yang Penting
Kasus ini ngasih pelajaran berharga buat semua pihak. Buat para pelaku potensial, jabatan tinggi bukan tameng buat berbuat seenaknya. Satu kesalahan bisa hancurin karier selamanya, dan hukuman nggak pandang bulu, siapa pun bisa kena.
Buat para korban, jangan takut lapor karena sistem hukum bisa melindungi. Dokumentasi bukti itu penting banget, dan ada banyak saluran pengaduan yang bisa dipakai. Buat kita semua, pelecehan seksual itu kejahatan serius. Lingkungan kerja yang aman itu hak semua orang, dan jangan jadi bystander, dukung korban yang berani lapor.
Semoga Jadi Pelajaran
Mulai Senin (7 Juli 2025), si ASN ini bakalan mulai hari pertamanya sebagai petugas kebersihan. Dari yang tadinya duduk manis di kantor ber-AC, sekarang harus bersihin toilet dan sapu halaman. Mungkin terdengar kejam, tapi ini konsekuensi yang wajar buat seseorang yang udah merusak ketenangan dan keamanan orang lain di tempat kerja.
Yang paling penting, semoga kasus ini jadi turning point buat pemberantasan pelecehan seksual di lingkungan kerja. Jangan sampai ada lagi korban yang harus merasakan trauma karena oknum yang nggak bertanggung jawab. Berbuat jahat, siap-siap kena karma. Justice served!
Untuk teman-teman yang pernah atau sedang mengalami pelecehan, jangan ragu buat lapor. Keadilan mungkin lambat, tapi pasti datang.