Kisah Legenda Buaya Putih, Penjaga Situs Lawang Sanga Cirebon

Bagaimana masyarakat setempat mempercayai legenda ini secara turun-temurun?

Dany Garjito | Aditya Prasanda
Rabu, 12 September 2018 | 14:30 WIB
Ilustrasi buaya putih (Pinterest)

Ilustrasi buaya putih (Pinterest)

Guideku.com - Sungai berwarna keruh itu mengalir tak jauh dari Situs Lawang Sanga Cirebon.

Airnya yang tenang sekilas memperingatkan siapa pun agar tak memasuki kawasan tersebut jika tak ingin keselamatan jiwanya terancam.

Masyarakat setempat meyakini sungai itu merupakan tempat berdiam seekor buaya putih yang telah hidup lebih dari ratusan tahun.

Baca Juga: Memacu Adrenalin, Menguji Fisik di Air Terjun Coban Sriti

Buaya putih yang konon menghuni Sungai Kriyan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat tersebut diyakini sebagai penjaga situs Lawang Sanga.

Menurut kepercayaan masyarakat, buaya itu merupakan jelmaan salah seorang putra Sultan Sepuh I Syamsudin Martawijaya.

Kutukan itu bermula ketika sang anak, Elang Angka Wijaya menolak dinasihati sang ayah agar tak lagi makan sembari tengkurap. Namun Elang Angka Wijaya tak menggubris nasihat ayahnya.

Baca Juga: Menapaki Masa Lalu di Kampung Tradisional Bena

Berkali menasihati dan tak digubris sama sekali, sultan merasa jengah dan keceplosan menyebut kebiasaan anaknya menyerupai seekor buaya.

Konon sang sultan yang diyakini sebagai orang sakti, ucapannya mudah berbuah kenyataan. Maka berubahlah Elang Angka Wijaya menjelma seekor buaya putih.

Konon dahulu kala, buaya putih jelmaan anak sultan itu hidup di lingkungan keraton, tepatnya di salah satu kolam yang berada di sekitar Lunjuk Keraton Kasepuhan.

Baca Juga: Perjuangan di Balik Desa Puspa Warna, Rainbow Family Village

Namun seiring pertumbuhannya, buaya putih itu berpindah dan akhirnya mendiami Sungai Kriyan yang tak jauh dari kepatihan keraton.

Hingga hari ini, masyarakat setempat masih meyakini legenda turun-temurun ini.

Bahkan masyarakat memiliki tradisi khusus ketika melihat sosok buaya putih di Sungai Kriyan.

Baca Juga: Mengapa Liburan di Outdoor Jauh Lebih Baik Ketimbang Indoor?

Masyarakat akan menggelar adat lempar tumpengan sebagai simbol saling menjaga lingkungan.

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak