Travel
Traveler Milenial Muak dengan Social Media Influencers, Kenapa?
Traveler lebih dari sekadar asal menjelajah.
Dany Garjito | Amertiya Saraswati

Guideku.com - Cukup ketik kata 'travel' pada kolom pencarian instagram, dan kamu pun akan menemukan banyak sekali foto-foto traveling yang cantik nan menggoda di sana. Yap, sebesar itulah pengaruh sosial media pada traveling di zaman sekarang.
Banyak yang menyangka jika foto-foto cantik ini dapat memengaruhi keputusan seseorang dalam menentukan destinasi traveling.
Baca Juga
Wanita Ini Ungkap Aktivitas Siapkan Bekal Sebelum Subuh, Publik: Ibu-ibu Strong
Keluarga Kecil Makan Bersama di KFC, Interaksi Ayah pada Anak Bikin Publik Terharu
Memikat, Ada Pameran yang Menampilkan Makhluk Hybrid di ArtScience Museum Singapura
Tak Ada Pelanggan hingga Jam 12 Malam, Pria Ini Prihatin Lihat Pedagang Nasi Goreng Makan Jualannya Sendiri
4 Rekomendasi Hotel Terbaik di Bali, Cocok Untuk Healing Enggak Bikin Kantong Jebol
Hal ini juga tidak lepas dari banyaknya destinasi-destinasi wisata yang menyuguhkan konsep instagramable, dengan harapan hal tersebut dapat menarik minat para travelers sekalian.
Namun, penelitian terkini mengungkapkan bahwa kehadiran para social media influencers ini ternyata malah membuat traveler milenial merasa kesal dan muak.

Social media influencers adalah mereka yang terkenal eksis dan populer di sosial media dan kerap menyuguhkan foto-foto estetik. Tak jarang, mereka melakukannya sambil mengiklankan produk atau tempat wisata tertentu.
Sayangnya, bagi traveler milenial, informasi yang dibagikan para social media influencers ini malah bisa dianggap palsu atau menyesatkan. Nah lho, kok bisa, ya?
Tidak tanggung-tanggung, para traveler milenial ini mengaku bahwa perencanaan traveling mereka jauh lebih dipengaruhi oleh rekomendasi teman, keluarga, website travel review, bahkan hingga brosur. Sedangkan social media influencers berada di posisi terbawah.
Hal ini dikarenakan para traveler menjadi lebih selektif dalam mengolah informasi tentang traveling. Apa yang mereka butuhkan adalah informasi 'asli' mengenai sebuah tempat wisata.
Tentu saja, hal ini bertentangan dengan konsep social media influencers yang selalu berusaha untuk membuat foto dan kisah mereka tampak 'cantik dan sempurna'.

Meski begitu, bukan berarti para traveler milenial ini sama sekali tidak bergantung pada teknologi dan internet, ya!
Bagi mereka, aplikasi-aplikasi untuk mencari kendaraan hingga memesan akomodasi saat traveling masih menjadi sesuatu yang penting.
Traveler milenial juga tertarik pada aplikasi yang dapat memberi mereka rekomendasi untuk lebih menghemat uang atau menemukan tempat-tempat baru untuk dijelajahi.
Sosial media pun masih berguna, hanya saja mereka akan bersikap lebih kritis dan tidak begitu saja percaya pada informasi yang diunggah oleh social media influencers.
Nah, kalau kamu sendiri gimana? Apakah kamu juga memiliki pemikiran yang sama dengan para traveler milenial ini?