Guideku.com - Tsunami menyapu wilayah Banten dan Lampung pada hari Sabtu (22/12/18), kurang lebih sekitar pukul 21.27 WIB.
Berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tsunami ini terjadi akibat erupsi Gunung Anak Krakatau beserta cuaca buruk.
Lalu apa hubungannya erupsi Gunung Anak Krakatau dengan tsunami Banten dan Lampung?
Baca Juga: Menikmati Cantiknya Lanskap Surgawi Pantai Senggigi di Lombok
Awalnya, banyak yang mengira peristiwa gelombang besar tersebut bukanlah tsunami.
Informasi gelombang tinggi ini sempat membingungkan banyak pihak, travelers.
Di awal penjelasan, BMKG memperkirakan, gelombang tinggi terjadi karena bulan purnama alias pasang.
Baca Juga: Pedas Asin, Sambal Sirawir Khas Desa Tepal di Sumbawa Bikin Merem Melek
Setelah diteliti lebih dalam lagi, BMKG kemudian menyatakan bahwa gelombang tinggi yang terjadi adalah tsunami.
Ciri gelombang besar yang menerjang sejumlah wilayah Selat Sunda ini mririp dengan kejadian di Palu, Sulawesi Tengah beberapa waku lalu.
Sejak Sabtu, Gunung Anak Krakatau telah mengalami erupsi selama 4 kali pukul 21.03.
Baca Juga: Awas Dicap Norak, Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Menginap di Hotel
Ternyata erupsi Gunung Anak Krakatau tersebut mengakibatkan jatuhnya guguran material ke dalam laut yang menyebabkan gelombang tingi.
BMKG juga menyebutkan ketika dipicu erupsi Gunung Anak Krakatau, gelombang tsunami yang dihasilkan bisa mencapai 90 sentimeter.
Tetapi dengan kondisi cuaca waktu itu, gelombang tsunami bertambah hingga kurang lebih dua meter.
Baca Juga: Bikin Lapar, Koki Ini Racik Nasi Kebuli Daging Sapi Raksasa
Nah, itu tadi penjelasan singkat penyebab tsunami di Banten dan Lampung.
Hingga kini para ahli serta tim penyelamat masih melakukan evakuasi terhadap korban tsunami di Banten dan Lampung.
Semoga seluruh wilayah di Selat Sunda yang terdampak tsunami segera bangkit kembali ya.
Stay safe travelers.