Uniknya Upacara Adat Bakar Batu di Papua, Begini Prosesnya!

Warisan leluhur, penyambung silaturahmi masyarakat Papua.

Angga Roni Priambodo | Aditya Prasanda
Minggu, 30 Desember 2018 | 20:00 WIB
(Wikimedia Paul)

(Wikimedia Paul)

Guideku.com - Bagi masyarakat Papua, tradisi bakar batu dilangsungkan untuk memanjatkan syukur sekaligus ajang silaturahmi bersama keluarga, kerabat dan sanak saudara.

Upacara adat ini kerap dihelat kala momen-momen bahagia macam kelahiran, perkawinan dan penobatan kepala suku dilangsungkan.

Hari ini, tradisi bakar batu dapat disimak melalui suku-suku di pedalaman Papua yang menghuni Paniai, Lembah Baliem, Pegunungan Tengah, Nabire, Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Dekai, hingga Yahukimo.

Baca Juga: Menakjubkan, Hutan Tumbuh dalam Danau Kaindy di Kazakhstan

Setiap daerah pun memiliki istilah bakar batu masing-masing lho, seperti di Wamena, upacara adat bakar batu disebut sebagai Kit Oba Isogoa. Sementara di Paniai, ritual ini dinamakan Gapila. Lain halnya di Jayawijaya, tradisi bakar batu disebut sebagai Barapen.

Lantas, seperti apa ya proses upacara bakar batu?

(Instagram Stiffvibes)
(Instagram Stiffvibes)

Ritual bakar batu dimulai dengan penumpukan batu di atas perapian. Batu tersebut lantas dibakar hingga hangus. Sementara warga lain membuat lubang galian nan cukup dalam untuk meletakkan batu panas.

Baca Juga: Liburan Akhir Tahun Bareng Keluarga, Ruben Onsu Pamerkan Keindahan Dubai

Sebelum batu dimasukkan, lubang galian terlebih dahulu diberi alas berupa daun pisang dan alang-alang.

Batu panas kemudian dimasukkan ke dalam lubang galian, lantas di atasnya diberi alas daun pisang, dan diletakkan daging babi yang telah diiris-iris.

Selanjutnya, daging babi ditutup kembali dengan daun pisang, kemudian ditatah ubi jalar, singkong dan sayuran lainnya sebelum ditutup kembali dengan alas daun pisang dan alang-alang terakhir.

Baca Juga: Bikin Kamu Berdecak Kagum, Gunung Ini Punya Gerbang Menuju ke Surga

Uniknya, masyarakat setempat juga meyakini sukses atau tidaknya upacara bakar batu bergantung nasib sang babi yang dijadikan persembahan.

Ya, sebab babi yang sudah ditangkap tak langsung disembelih namun dipanah terlebih dahulu.

Jika babi tersebut mati ketika dipanah maka konon upacara bakar batu akan berjalan lancar. Namun sebaliknya, jika sang babi tak langsung mati, maka hal tersebut perlambang acara bakar batu tidak berjalan sukses.

Wah unik ya!

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak