Ngeri, Tradisi Pernikahan Hantu di Cina Jadi Transaksi Perdagangan Mayat

Jauh lebih buruk dari yang dibayangkan!

Dany Garjito | Aditya Prasanda
Rabu, 09 Januari 2019 | 20:31 WIB
(Pixabay Erika Wittlieb)

(Pixabay Erika Wittlieb)

Guideku.com - Di Cina, tradisi menikahkan orang-orang yang telah meninggal dunia dipercaya dapat membantu dua ruh saling terikat, hidup bahagia di alam baka. Tradisi ini dikenal menahun sebagai 'Pernikahan Hantu'.

Betapapun zaman terus bergerak dan pemerintah Cina kerap menyusupkan paham sosialis komunis dalam sistem bermasyarakat penduduknya, tradisi Pernikahan Hantu tak bisa benar-benar tercerabut dari masyarakat Cina.

Di beberapa desa di Cina, tradisi ini bahkan masih diterapkan secara menyeluruh.

Baca Juga: Deg Deg Ser, Sensasi Menikmati Pijar Lava Gunung Stromboli dari Dekat

Dalam laporan ABC, ahli cerita rakyat dari Universitas Shanghai, Huang Jingchun menyebut tradisi ini masih dianggap lumrah oleh sebagian besar masyarakat Cina.

Selama bertahun-tahun, Huang melakukan penelitian di kawasan Dataran Tinggi Loess, Cina, menelaah tradisi yang tak dianggap tabu bagi masyarakat setempat.

''Tidak ada seorang pun penduduk yang menyembunyikan tradisi tentang pernikahan hantu. Ini bukan hal yang tabu bagi mereka,'' ujar Huang.

Baca Juga: Baru Dibuka 15 Bulan, Restoran Telanjang Terpaksa Ditutup

Di provinsi Hongdong dan Shanxi misalnya, nyaris semua sopir taksi pernah memiliki pengalaman turut mengatur Pernikahan Hantu atau bahkan sekadar menyaksikan ritual tradisi tersebut dihelat.

(Pixabay Liaoyiye)
(Pixabay Liaoyiye)

 

Di lapangan, Pernikahan Hantu kemudian tak hanya diperuntukkan bagi kedua jiwa yang telah tiada.

Baca Juga: Lihat Anak Kecil Nangis, Pegawai Bandara Spontan Goyang di Landas Pacu

Praktik ini berkembang menjadi lebih rumit saat seseorang yang masih lajang dilegalkan berjodoh dengan mayat. Dan semua berawal dari gengsi perlombaan sebuah status sosial.

Ketika status 'telah menikah' dianggap mampu menaikkan derajat seseorang, di kawasan yang melegalkan Pernikahan Hantu, mayat berubah menjadi komoditas yang bisa diperdagangkan dan menghasilkan uang dalam jumlah besar.

Berubah menjelma praktik perdagangan manusia

Baca Juga: Melihat Hasankeyf, Kota Sejarah di Turki yang Terancam Hilang Tahun 2019

Kian tahun, Cina dirundung masalah statistik ketidakseimbangan gender.

Laporan Biro Statistik Nasional Cina menyebut jumlah pria di Cina membengkak menjadi 32,66 juta lebih banyak ketimbang wanita pada akhir tahun 2017.

Di provinsi Shanxi, pria-pria yang melajang dan tak memiliki peluang untuk berjodoh dengan seorang wanita dianggap momok bagi banyak orang tua. Untuk mengatasi hal ini, Pernikahan Hantu dianggap sebagai solusi paling mujarab.

Dampak buruknya, ketika kabar mengenai gadis muda yang tengah sekarat di kota ini membuncah, puluhan keluarga bergegas memadati rumah sakit, bersiap untuk berperang di pasar lelang mayat.

Lebih mengherankan lagi, keluarga si wanita yang tengah sekarat, membolehkan lelang terjadi, berharap uang ketimbang kesembuhan anak gadis mereka.

BACA JUGA: Pemilik Restoran Simpan Mayat, Polisi Curiga Makan Daging Manusia

''Yang lebih mengherankan, ketika perang lelang berakhir, dan keluarga si gadis telah bersepakat akan menyerahkan mayat pada pemenang lelang, gadis yang sekarat dan diharapkan kematiannya masih sanggup bertahan hidup,'' ungkap Wang Yong, seorang karyawan di sebuah rumah sakit di Shanxi, seperti dikutip Guideku.com dari ABC.

Di pasar lelang, mayat-mayat tersebut dihargai tinggi dari 1.000 Dollar hingga 8.300 Dollar atau setara Rp 14 juta hingga ratusan juta rupiah.

(Pixabay Ijcor)
(Pixabay Ijcor)

 

Berawal dari pernikahan hantu, perdagangan mayat kemudian menjelma bisnis gelap yang menjanjikan bagi sejumlah oknum.

Akibatnya, tercatat sekitar 12 kasus pembunuhan terkemuka di Cina yang dilatari transaksi perdagangan mayat untuk upacara Pernikahan Hantu.

BACA JUGA: Aneh, Orang Meninggal Dilarang Dikubur di Kota Ini

Pada 2016, kepolisian setempat bahkan berhasil meringkus seorang pria bernama Ma Chonghua yang terbukti membunuh dua wanita yang mengidap keterbelakangan mental dan menjual mayat kedua gadis tersebut seharga 8.300 Dollar atau sekitar Rp 113 juta per mayat.

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Cina belum menelurkan sama sekali peraturan tegas yang melarang tradisi Pernikahan Hantu, bahkan transaksi perdagangan mayat.

So, gimana menurutmu?

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak