Aneh, Orang Meninggal Dilarang Dikubur di Kota Ini

Bukan karena tradisi, ternyata ini alasannya.

Dany Garjito | Arendya Nariswari
Jum'at, 28 Desember 2018 | 12:15 WIB
Ilustrasi mayat. (Unsplash/Leonardo Yip)

Ilustrasi mayat. (Unsplash/Leonardo Yip)

Guideku.com - Pada umumnya, orang yang sudah meninggal akan dikebumikan di pemakaman.

Sejumlah daerah pun ada yang tidak melakukan pemakaman di dalam tanah, misalnya tradisi kremasi atau membakar jenazah hingga jadi abu.

Setelah menjadi abu, biasanya mereka akan menghanyutkannya ke laut lepas.

Baca Juga: Kesaksian Korban Tsunami Selat Sunda : Tuhan Ini Pasti Mimpi kan?

Kemudian ada tradisi di Tana Toraja yang menggantungkan peti jenazah pada bagian samping serta atas tebing.

Lain halnya dengan kota Longyearbyen di Norwegia.

Longyearbyen di Norwegia. (Instagram/@castorucalator)
Longyearbyen di Norwegia. (Instagram/@castorucalator)



Penduduk dan pemerintah melarang keras seseorang yang meninggal dimakamkan di tanah Longyearbyen.

Baca Juga: Menikah, Begini Gemesnya Potret Liburan Miley Cyrus dan Liam Hemsworth

Warga kota Longyearbyen harus membawa jasad seseorang untuk dimakamkan di Oslo.

Jasad baru boleh dimakamkan di Longyearbyen setelah dikremasi.

Bukan tanpa alasan, ternyata keadaan lingkungan menjadi sebab dari munculnya aturan tersebut.

Baca Juga: Eksotis Banget, Begini 5 Gaya Liburan Putri Indonesia 2018 Sonia Fergina

BACA JUGA: Tak Melulu Indah, Begini Cerita Kelam yang Ada di Gunung Everest

Kota Longyearbyen ini selalu bersuhu dingin.

Kota ini bahkan pernah tidak diterangi cahaya matahari dalam waktu kurang lebih empat bulan.

Baca Juga: Keterlaluan, Ketika Lokasi Tsunami Selat Sunda Dijadikan Ajang Selfie

Saking dinginnya, wilayah ini pernah bersuhu -31 derajat Celsius.

Ternyata, pada 1950 pernah ditemukan jenazah tidak terurai yang sempat dimakamkan di Longyearbyen.

Tubuh jenazah masih utuh ini ditemukan pada lapisan tanah permafrost yang sangat beku.

Longyearbyen di Norwegia. (Instagram/@andreapihlman)
Longyearbyen di Norwegia. (Instagram/@andreapihlman)

 

Suhu dingin ini bukan cuma membuat jenazah menjadi awet melainkan virus dan bakteri jadi hidup lebih lama.

Ketika permaforst meleleh, jenazah ini akan kembali muncul ke permukaan tanah.

BACA JUGA: Siap Uji Nyali, Ini Proses Mengerikan Mumi Biksu di Jepang

Bahkan salah seorang peneliti pernah menemukan virus aktif dan mewabah pada 1918 silam.

Oleh karenanya, masyarakat dan pemerintah setempat melarang adanya pemakaman orang meninggal di Longyearbyen.

Jika ingin tetap dimakamkan di Longyearbyen, jenazah harus dikremasi terlebih dahulu agar bakteri dan virusnya yang ada mati.

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak