Guideku.com - Saat melakukan perjalanan di Indonesia, Brian Berger, seorang gemologis atau ahli permata membeli batu opal yang unik. Bagaimana tidak, ia menemukan fenomena langka yaitu seekor serangga terperangkap di dalam batu opal tersebut.
Opal merupakan permata yang sebagian besar dapat ditemukan di Australia. Namun permata tersebut juga bisa ditemukan di beberapa negara Asia lainnya, tidak terkecuali di Indonesia.
Terdapat lebih dari 90 persen opal ditemukan di Australia, oleh sebab itu opal dijadikan batu permata nasional negara tersebut.
Baca Juga: Posko Pelayanan dan Penanganan Penerbangan Lion Air JT 610 Pindah
Serangga yang terperangkap di dalam ambar (resin pohon) yang menjadi fosil menjadi hal yang sangat umum.
Akan tetapi serangga yang terperangkap di dalam batu permata yang proses pembentukannya sangat lambat merupakan fenomena yang langka.
Bahkan beberapa peneliti kurang yakin hal tersebut bisa terjadi.
Baca Juga: Lion Air Kerap Delay dan Kecelakaan, Jokowi Digugat
Namun bila menemukan opal milik Berger ini kemungkinan peneliti akan melakukan penelitian ulang.
Batu tersebut telah diteliti oleh Gemological Institute of America (Institut Permata Amerika) dan dikonfirmasi mengenai keasliannya.
Baca Juga: Jadi Sarang Timbunan Sampah, Pantai Kuta dan Pantai Seminyak Ditutup
Mengenai hasil temuan ini, Berger kemudian menulis sebuah blog mengenai fenomena langka ini di Entomology Today.
Tanaman menghasilkan zat lengket yang disebut resin sebagai wadah untuk melindungi diri.
Dalam kondisi lingkungan yang tepat, struktur kimia resin ini dapat berubah dari waktu ke waktu, membatu menjadi ambar.
Baca Juga: Wawancarai Korban Tsunami Selat Sunda, 'Pagi pagi Pasti Happy' Ditegur KPI
Proses tersebut terkadang menjebak dan melestarikan serangga di dalamnya.
Spesimen ini mungkin terbentuk dari serangga yang terperangkap di dalam ambar tersebut.
Namun hal itu tampaknya telah mengalami proses kedua yang disebut dengan opalisasi, di mana beberapa damar berubah menjadi opal.
Setidaknya, hal di atas adalah spekulasi sementara dari Berger atas fenomena langka ini.
Dikutip dari Gizmodo, salah satu ahli entomologi Ryan McKellar di Royal Saskatchewan Museum di Kanada mengatakan bahwa ini merupakan penemuan yang menarik.
''Ini adalah penemuan yang cukup rapi, namun sedikit membingungkan,'' ucap McKellar.
Dia pernah mengamati hal ini dan sepertinya termasuk sebagai ''inklusi serangga''.
McKellar pernah melihat spesimen yang hampir mirip di Kanada, di mana sepotong kayu tertanam di dalam resin dan sebagian terkena lingkungan sekitarnya.
Sementara itu ahli entomologi Amerika, George Poinar dari Oregon State University memilih untuk berhati-hati.
Ia akan memeriksa objek itu sendiri dan menunggu pendapat ahli anatomi sebelum memberikan teori tentang fenomena langka ini.
Serangga di dalam batu permata ini akan menarik perhatian para peneliti lainnya sehingga misteri hal itu bisa terjadi pasti akan sangat menarik.
HiTekno.com/Rezza Dwi Rachmanta