Travel

Pro Kontra Cahaya Biru Pencegah Bunuh Diri di Jepang

Beragam pendapat mengiringi hipotesis pencegah bunuh diri tersebut.

Dany Garjito | Aditya Prasanda

Ilustrasi kereta api. (Unsplash/Mike Kotsch)
Ilustrasi kereta api. (Unsplash/Mike Kotsch)

Guideku.com - Seperti diketahui, Jepang merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki tingkat kecenderungan bunuh diri tertinggi di dunia.

Bahkan bunuh diri berkembang menjadi tradisi yang dianggap lumrah, setelah anggapan keliru soal harakiri (mengakhiri hidup dengan menusukkan belati ke perut saat merasa gagal menjalankan kewajiban) merebak dan diyakini masyarakat Jepang secara turun temurun.

Tak heran, angka bunuh diri di Jepang pun begitu tinggi. Beberapa sumber menyebut tahun 2003, sebanyak 34.500 orang melakukan bunuh diri di Negeri Matahari Terbit.

Tindakan ini dilakukan nyaris di semua tempat. Tak terkecuali di stasiun.

Mencegah hal tersebut, otoritas kereta Jepang melakukan beragam tindakan pencegahan, salah satunya dengan menjajakan cahaya biru di sepanjang stasiun.

Sebuah penelitian seperti dilaporkan BBC Future menyebut cahaya biru dapat menurunkan hasrat seseorang untuk melakukan bunuh diri.

Hipotesis ini bermula tatkala sebuah makalah ilmiah menyoal lampu biru yang dapat mencegah bunuh diri viral di Jepang pada tahun 2013.

Gagasan tersebut kemudian diterima dengan baik dan berusaha diterapkan pada beragam proyek serupa di negara-negara lain.

Ilustrasi kereta api. (Unsplash/Don Frontjin)
Ilustrasi kereta api. (Unsplash/Don Frontjin)

Para ilmuwan membuktikan risiko bunuh diri turun sebanyak 84 persen tatkala seseorang terpapar cahaya biru menilik laporan BBC Future.

Namun demikian, cahaya biru disebut bukan satu-satunya solusi mencegah bunuh diri yang begitu tinggi di stasiun kereta. Sebab beberapa pendapat meyakini, pintu kaca dan penghalang pelindung di sepanjang tepi peron jauh lebih bermanfaat ketimbang cahaya biru.

So, gimana menurutmu?

Berita Terkait

Berita Terkini