Guideku.com - Dunia kembali diselimuti kabar duka dengan adanya peristiwa ledakan bom di Sri Lanka.
Dilansir Guideku.com dari laman New York Times, ledakan bom gereja dan hotel di Sri Lanka ini terjadi, Minggu.
Mirisnya lagi, peristiwa bom di Sri Lanka ini menewaskan hampir 200 orang pada saat perayaan Minggu Paskah berlangsung.
Baca Juga: Nyesek, Ketika Order Bubur Kacang Hijau Tak Sesuai dengan Foto di Menu
Sasaran serangan bom di Sri Lanka tersebut adalah umat Katolik yang tengah menghadiri misa Paskah dan para tamu hotel bintang lima.
Ledakan paling mematikan bermula pada pukul 8.45 pagi di Gereja Sebastian, Negombo.
Potret menyedihkan para korban dan puing-puing sempat tersebar di berbagai media sosial.
Baca Juga: Peringati Hari Kartini 2019, Yuk Kunjungi 4 Destinasi Wisata di Jepara Ini!
Dua gereja lain yang terdampak ledakan bom Sri Lanka ini adalah Gereja St. Anthony di Kolombo dan Gereja Sion di Batticaloa.
Ledakan juga terjadi di tiga hotel wilayah Kolombo yakni Hotel Shangri-La, Hotel Cinnamon Grand dan Hotel Kingsbury.
Hingga kini jumlah korban bom di Sri Lanka ini telah meningkat menjadi 189 jiwa.
Baca Juga: Ngamuk-ngamuk di Restoran, Pria Ini Nyaris Celakai Pengunjung Balita
Sebelas di antaranya termasuk turis mancanegara yang tengah berlibur ke Sri Lanka.
Hingga kini belum diketahui secara pasti siapa yang bertanggung jawab atas serangan bom di Sri Lanka ini.
Polisi menduga ledakan bom bunuh diri ini telah direncakanan jauh hari.
Baca Juga: Selai Vegemite di Bandara, Gegerkan Publik Australia
Pihak pemerintah setempat juga dengan cepat dan tanggap langsung melakukan rapat darurat.
Pemerintah setempat juga menghimbau warga mereka untuk tidak percaya dengan berita hoaks yang beredar sebelum diverifikasi kebenarannya.
Akibat peristiwa bom di Sri Lanka ini, banyak gereja-gereja lain yang terpaksa menghentikan sementara dan membatalkan layanan Paskah mereka.
''Telepon kami tidak bersuara, teteapi ada satu orang yang memberikan pesan tentang ledakan bom itu,'' ungkap salah seorang warga bernama Ranil Thilkaratne yang tengah melakukan pelayanan gereja di wilayah Nugegoda.
''Pria ini memberi tahu pastor, kemudian kami menghentikan layanan dan segera berpindah tempat,'' imbuhnya.
Semoga peristiwa teror bom Sri Lanka ini tak lagi terulang di belahan dunia mana pun ya, travelers.