Rekaman Satelit Bikin Geger, Kota Wuhan China Menyala bak Terbakar

Tingkat sulfur dioksida yang tinggi di pusat wabah virus corona bisa menjadi tanda kremasi massal.

Rendy Adrikni Sadikin
Jum'at, 14 Februari 2020 | 09:46 WIB
Peta Satelit Wuhan.(Windy.com)

Peta Satelit Wuhan.(Windy.com)

Guideku.com - Dalam beberapa hari terakhir, peta satelit menangkap penampakan tak biasa. Terlihat, tingkat SO2 yang mengkhawatirkan di sekitar Wuhan, China. Seperti diketahui, kota itu tengah dilanda wabah virus Corona.

Tingkat sulfur dioksida yang tinggi di pusat wabah virus corona bisa menjadi tanda kremasi massal.

Selain Wuham kota Chongqing yang juga berada di bawah karantina juga menunjukkan adanya tingkat sulfur dioksida.

Baca Juga: Derita Virus Corona, Pasien Rumah Sakit di Wuhan Malah Diberi Sup Kura-Kura

Dilansir dari laman Daily Mail, ilmuwan mengatakan bahwa sulfur dioksida diproduksi ketika tubuh dikremasi dan juga saat limbah medis dibakar.

Peta satelit tersebut menangkap sulfur dioksida seperti layaknya peta yang terbakar berwarna merah menyala.

Warna merah menyala yang ada di kota Wuhan tersebut diduga para pengguna media sosial bisa saja mayat dibakar di pinggiran kota.

Baca Juga: Lawan Virus Corona, Wuhan Ubah 3 Destinasi Ini Jadi Rumah Sakit

Peta Satelit Wuhan. (Windy.com)
Peta Satelit Wuhan. (Windy.com)

 

Pemerintah China sendiri memutuskan bahwa tubuh korban yang terkena virus corona harus dikremasi dalam pemakaman sederhana untuk mencegah penyebaran publik yang lebih besar.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan bahwa tubuh harus dikremasi segera. Meski belum terferivikasi bahwa adanya pejabat yang menyembunyikan jumlah kematian lebih tinggi dari yang dilaporkan dengan kremasi massal.

Baca Juga: Jadi Lokasi Karantina WNI Wuhan, Warga Berbondong-bondong Tinggalkan Natuna

Namun penampakan merah menyala di peta kota Wuhan yang memperlihatkan tingkat sulfur dioksida yang tinggi menunjukkan jumlah besar mayat yang telah dikremasi di kota tersebut.

Peta Satelit Wuhan. (Windy.com)
Peta Satelit Wuhan. (Windy.com)

 

Peta satelit yang berbasis dari Ceko bernama Windy.com yang menunjukkan tingkat sulfur dioksida di Wuhan pada 1.350 mikrogram per meter kubik selama akhir pekan.

Baca Juga: Positif Corona, 45 Warga China Ini Dikarantina di Hotel Wuhan

Sebagai perbandingan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa dosis 500 mikrogram tidak boleh dikampaui lebih dari 10 menit.

Menurut peta, level S02 lebih rendah hari ini tetapi Wuhan dan Chongqing mash menonjol di sebagian besar China.

Para Ilmuwan mengatakan bahwa tubuh yanng dikremasi melepaskan SO2 bersama dengan polutan lain termasuk nitrogen oksida.

WHO mengatakan adanya paparan sulfur dioksida yang tinggi atau berkepanjangan dapat menyebabkan risiko serius bagi kesehatan.

Gas tersebut dapat menyebabkan risiko asma, radang paru-paru dan penurunan fungsi paru-paru.

Hingga kini virus corona berasal dari Wuhan telah menyebabkan lebih dari 1.000 orang meninggal dunia dan 4.500 an terjangkit.

Hitekno.com/Dinar Surya Oktarini

 

Berita Terkait TERKINI
Di tengah ancaman krisis iklim dan kerusakan alam, banyak orang mulai mempertanyakan bagaimana cara menikmati liburan ta...
travel | 13:18 WIB
Kasus penembakan tersebut menjadi menjadi sorotan terhadap WNA Australia....
travel | 12:13 WIB
Dua orang pendaki tertangkap pada 15 Juni 2025....
travel | 12:50 WIB
Penetapan Dataran Tinggi Dieng sebagai geopark nasional disambut dengan harapan besar, terutama dari para pelaku wisata ...
travel | 11:00 WIB
Aplikasi yang baik akan membantu Anda menghemat waktu dan uang, serta meminimalkan potensi masalah selama proses pemesan...
travel | 10:00 WIB
Diketahui konten itu diunggah oleh akun media sosial TikTok....
travel | 11:15 WIB
Namun Amir meminta Pemda DIY maupun Pemkab Gunungkidul harus memperhatikan jalur-jalur alternatif....
travel | 10:00 WIB
Angela Gilsha mengaku sempat datang ke sana....
travel | 13:22 WIB
Terdapat kenaikan sebesar 8,92 persen dari total kunjungan sebanyak 3.223.229 kunjungan....
travel | 14:27 WIB
Menurutnya peringatan perjalanan dari Australia ini adalah sebuah risiko, namun wisatawan manapun akan aman di Bali jika...
travel | 14:09 WIB
Tampilkan lebih banyak