Travel
Salju di Himalaya Mencair, Ganggang Hijau Beracun Cemari Laut
Menyusutnya lapisan salju di Himalaya, menyebabkan penyebaran ganggang hijau beracun begitu besar
Silfa Humairah

Guideku.com - Salju di Himalaya Mencair, Ganggang Hijau Beracun Cemari Laut
Terdapat ganggang (alga) hijau beracun tertangkap oleh satelit NASA adanya pencemaran di sekitar Laut Arab. Setelah diselidiki, alga hijau beracun itu terbawa oleh lapisan salju dari Gunung Himalaya yang mencair akibat perubahan iklim.
Baca Juga
Sempat Tutup Karena Pandemi Corona, Disneyland Shanghai Dibuka Pekan Depan
Resep Tongseng Ikan Kuah Segar Nggak Pake Ribet, Pas untuk Menu Sahur
Mewah ala Restoran, Begini Cara Membuat Chicken Steak untuk Sahur
Bikin Mewek, 5 Lokasi Ini Ternyata Jadi Latar Inspirasi Lagu Didi Kempot
Kocak, Keluarga Ini Peragakan Transit Liburan di Bandara Pakai Treadmilll
Menyusutnya lapisan salju di Himalaya, menyebabkan penyebaran ganggang hijau beracun begitu besar sehingga dapat dilihat dari luar angkasa.
Berdasarkan gambar yang ditangkap satelit NASA, para peneliti menemukan spesies laut Noctiluca scintillans, yang dikenal sebagai 'kilauan laut', melapisi garis pantai di sekitar Laut Arab.
Noctiluca scintillans, organisme planktonik berukuran mungil ini punya kemampuan untuk berkembang di perairan pantai, membentuk pusaran dan filamen tebal berwarna hijau.
Padahal 20 tahun lalu, nama organisme laut ini jarang terdengar. Tapi kini, mereka berkembang biak dengan 'kecepatan yang mengkhawatirkan' di kawasan Laut Arab, tepatnya di perairan India, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Akibatnya, ganggang hijau ini mengancam ikan-ikan di Laut Arab, sekaligus sektor perikanan yang menopang 150 juta orang di sekitar kawasan tersebut.
Para peneliti mengatakan bahwa pencairan lapisan salju di daerah Himalaya-Tibbetan Plateu secara terus menerus dapat memicu ekspansi Noctiluca dan membuat permukaan laut lebih hangat.
![Noctiluca scintillan, ganggang hijau beracun. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/06/76168-noctiluca-scintillan-ganggang-hijau-beracun.jpg)
"Ini mungkin salah satu perubahan paling dramatis yang telah kita lihat terkait dengan perubahan iklim," kata Joaquim Goes dari Lamont-Doherty Earth Observatory, Universitas Columbia, seperti dikutip laman Daily Mail, Rabu (6/5/2020).
Selain mengancam kelangsungan ekosistem laut, sambung Goes, Noctiluca juga menyebabkan masalah lainnya bagi manusia, yaitu pencemaran sanitasi air.
"Kami melihat Noctiluca di Asia Tenggara, di lepas pantai Thailand dan Vietnam, dan sejauh selatan sampai Seychelles, dan di mana pun ia berbunga, itu menjadi masalah. Ini juga merusak kualitas air dan menyebabkan banyak kematian ikan," kata Goes.
![Laut Arab. [NASA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/06/86209-laut-arab.jpg)
Sebelum ganggang hijau itu menyebar ke Laut Arab, ikan-ikan di perairan tersebut mendapat asupan makanan yang cukup karena sumber makanan mereka, fitoplankton, melimpah.
Fitoplankton tumbuh subur di lapisan atas lautan karena diterangi matahari, dan kaya nutrisi ini, sehingga merupakan sumber makanan utama bagi ikan.
Namun, penyusutan gletser dan lapisan salju di Himalaya membuat ganggang hijau tersebut menyebar ke lautan, menutupi permukaan air laut, sehingga jumlah fitoplankton pun menurun. Imbasnya, sumber makanan ikan menjadi berkurang.
Di sisi lain, ganggang hijau Noctiluca tidak bergantung pada sinar matahari dan nutrisi, tetapi dapat bertahan hidup dengan memakan organisme lain, dalam hal ini memakan fitoplankton yang seharusnya menjadi makanan ikan.(Suara.com/Tivan Rahmat)