Biennale Jogja 2019 Siap Digelar, Berikut Info Lengkapnya

Biennale Jogja 2019 mengangkat tema Do We Live in the Same Playground?

Dany Garjito
Rabu, 16 Oktober 2019 | 15:39 WIB
Gegerboyo Display Biennale Jogja 2019. (Biennale Jogja)

Gegerboyo Display Biennale Jogja 2019. (Biennale Jogja)

Guideku.com - Biennale Jogja 2019 siap dimulai. Biennale Jogja 2019 ini menandai edisi kelima Biennale Jogja Equator.

Yayasan Biennale Yogyakarta (YBY) sejak tahun 2011, meluncurkan proyek seni Biennale Jogja Equator yang berfokus pada wilayah khatulistiwa.

YBY menggunakan khatulistiwa sebagai cara pandang baru serta membuka diri untuk menghadapi 'kemapanan' dan kebiasaan-kebiasaannya. Khatulistiwa adalah titik awal dan platform bersama untuk membaca kembali dunia.

Baca Juga: Viral Foto Pemotor di Lampu Merah Titik 0 Km Jogja, Tertib Banget!

YBY bekerja bersama 52 seniman dan kelompok, dari berbagai wilayah dan kota di Asia Tenggara.

Biennale Jogja 2019 kapan?

Event pameran utama Biennale Jogja XV Equator #5 akan digelar pada 20 Oktober - 30 November 2019.

Baca Juga: Heboh Revisi Skripsi, Dosen Sony Pamer Liburan Bareng Mahasiswa di Jogja

Lokasi Biennale Jogja 2019 ada di berbagai tempat di Jogja, yakni di Jogja Nasional Museum, Taman Budaya Yogyakarta, Kampung Jogoyudan, Ketandan 17, dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri.

Biennale Jogja buka pada pukul 10.00 sampai 21.00 WIB.

Biennale Jogja XV Equator #5 mengangkat tajuk 'Do we live in the same PLAYGROUND?'

Baca Juga: Agenda Acara Perayaan HUT Yogyakarta ke-263, Catat Ya!

Bounpaul Display Biennale Jogja 2019. (Biennale Jogja)
Bounpaul Display Biennale Jogja 2019. (Biennale Jogja)

Adapaun kurator Biennale Jogja XV adalah Akiq AW dan Arham Rahman dari Indonesia, serta Penwadee Nophaket Manont dari Thailand.

Para kurator memilih tajuk 'Do we live in the same PLAYGROUND?' untuk merangkum pembacaan Yayasan Biennale Yogyakarta dan seniman-seniman yang terlibat di dalam perhelatan Biennale Jogja Equator 5 atas segelintir persoalan 'pinggiran' yang berlangsung di kawasan Asia Tenggara, terutama yang beririsan dengan masalah identitas (gender, ras, dan agama), narasi kecil, konflik sosial-politik, perburuhan, lingkungan, atau yang lebih spesifik, praktik kesenian.

Mereka fokus pada gagasan tentang 'pinggiran' yang tidak sekedar mengacu pada ide tentang tempat, namun lebih penting lagi adalah tentang subyek atau komunitas yang hidup di dalamnya: subyek yang tidak mendapat manfaat dari dan menderita karena struktur sosial ekonomi atau politik. Ini akan menyentuh masalah-masalah relasi kuasa, di mana subyek di pinggiran dipaksa untuk menghadapi situasi hegemoni kekuasaan di manapun mereka berada.

Sebagai sebuah pendekatan, gagasan tentang pinggiran dapat diperluas ke berbagai permasalahan hidup sehari-hari: kesenjangan kesetaraan jender, pelanggaran hak asasi manusia, masalah buruh dan kelas pekerja, khususnya terkait pekerja migran, diskriminasi berbasis ras atau agama, dan banyak lagi yang lainnya.

Karya seniman di Biennale Jogja 2019

Beberapa seniman yang menampilkan karya atau proyek yang merespon ketegangan antara pusat dan sekitarnya, mencoba menawarkan sebuah posisi alternatif dan subversif, untuk menyoroti suara dari pinggiran.

Misalnya, Manifesto Konkhaem menduduki sebuah ruang yang diabaikan di Kota Yogyakarta untuk menciptakan platform bagi berbagai media, untuk memberi panggung bagi mereka yang dieksploitasi, dilupakan dan dibuang dari pembangunan arus utama yang brutal.

Kemudian ada Muslimah Collective yang mengambil langkah yang tidak biasa di antara lingkup kesetaraan, yang biasanya membingkai hijab mereka dalam peran kewanitaan.

Kelima anggota Muslimah Collective menampilkan ragam bentuk karya yang fokus pada cara hidup muslim di Pattani.

Sementara itu seniman Moelyono menampilkan karyanya yang pertama kali diinisiasi pada 1994, sebuah persembahan untuk buruh perempuan yang dibunuh pada periode tersebut, Marsinah.

Dalam Biennale Jogja 2019 ini, YBY juga memperkenalkan program Paviliun yang disebut dengan Bilik sebagai platform untuk bertemu dengan negara atau wilayah lain yang memiliki relasi erat dengan Asia Tenggara.

Dua bilik menempati ruang pamer di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri.

Bagaimana, sudah siap ke Biennale Jogja 2019, event seni di Yogyakarta ini?

Berita Terkait TERKINI
Film terbaru berjudul Malam Para Jahanam ini akan menjadi suatu tayangan horor yang berbeda dari film-film horor lainnya...
event | 12:26 WIB
Melihat pentingnya media sosial bagi generasi Z, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi media sosial bagi k...
event | 11:39 WIB
Film Sehidup Semati, menceritakan kisah Renata (Laura Basuki), seorang istri yang harus menghadapi kehidupan pernikahan ...
event | 08:00 WIB
film Malam Para Jahanam menjadi tontonan horor yang unik karena menggambarkan adegan horor yang timbul dari konflik kepe...
event | 19:00 WIB
Satu bulan lagi tahun 2023 akan segera berakhir dan berganti ke tahun 2024. Pastinya musim liburan sudah mendekati dan d...
event | 14:55 WIB
Dalam acara "Work in Shizuoka Job Fair 2023," sejumlah perusahaan di Jepang membuka lowongan kerja yang beragam. Event i...
event | 13:00 WIB
Dalam teaser poster yang dirilis, empat bintang utama film ini, yakni Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, dan Bene Dio...
event | 12:47 WIB
Dibawakan oleh @infotitimangsa dan @kawankawanmedia bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikb...
event | 20:00 WIB
Film biasanya selalu ramai akan dialog dan umumnya berisik. Namun, ada beberapa film yang tidak memiliki banyak suara da...
event | 16:50 WIB
Rumah produksi Visinema Pictures resmi merilis trailer, dan poster film aksi 13 Bom Di Jakarta, yang dijadwalkan tayang ...
event | 10:35 WIB
Tampilkan lebih banyak