Voice of Baceprot, Hijaber Metal Siap Mengentak di Biennale Jogja 2019

Voice of Baceprot dikenal karena identitasnya yang berhijab, tapi membawakan musik metal.

Dany Garjito
Rabu, 16 Oktober 2019 | 16:00 WIB
Grup band metal Voice of Baceprot. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Grup band metal Voice of Baceprot. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Guideku.com - Biennale Jogja 2019 siap dimulai. Tahun ini menjadi edisi kelima Biennale Jogja Equator.

Event pameran utama Biennale Jogja XV Equator #5 akan digelar pada 20 Oktober - 30 November 2019.

Lokasi Biennale Jogja 2019 ada di berbagai tempat di Jogja, yakni di Jogja Nasional Museum, Taman Budaya Yogyakarta, Kampung Jogoyudan, Ketandan 17, dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri.

Baca Juga: Biennale Jogja 2019 Siap Digelar, Berikut Info Lengkapnya

Biennale Jogja buka pada pukul 10.00 sampai 21.00 WIB.

Untuk malam pembukaan Minggu, 20 Oktober 2019 di Jogja National Museum, Voice of Baceprot menjadi penampil utama yang juga merepresentasikan tema pinggiran yang diangkat.

Grup band metal Voice of Baceprot. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Grup band metal Voice of Baceprot. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Voice of Baceprot adalah remaja-remaja perempuan asal Garut, Jawa Barat yang dikenal karena identitasnya yang menggunakan hijab, tetapi berani memainkan musik heavy metal. Mereka menjadi simbol resistensi melawan Kaum Muslim konservatif di kotanya.

Baca Juga: Viral Foto Pemotor di Lampu Merah Titik 0 Km Jogja, Tertib Banget!

Lalu ada Amuba yang menjadi gambaran dari gerakan kelompok queer, menunjukkan pernyataan bagaimana praktik seni memberi dukungan pada kelompok-kelompok terpinggir.

Sedangkan dua seniman partisipan, Pisitakun Kuantalaeng (Thailand) dan Yennu Ariendra memanggungkan projek mereka yang diinspirasi oleh sejarah dan tradisi di masyarakat etnis.

Gegerboyo Display Biennale Jogja 2019. (Biennale Jogja)
Gegerboyo Display Biennale Jogja 2019. (Biennale Jogja)

Proyek yang dikerjakan Yennu Ariendra untuk Biennale Jogja XV masih terkait erat dengan proyek-proyek yang pernah ia garap sebelumnya.

Baca Juga: Heboh Revisi Skripsi, Dosen Sony Pamer Liburan Bareng Mahasiswa di Jogja

Dimulai dari cerita tentang Raja Kirik, yang mengadopsi kesenian Jaranan Buto di Banyuwangi, Jawa Timur, lalu kemudian ekspresi musik akar rumput lewat dangdut koplo.

Dan terakhir Gruduk Merapi, ekspresi kesenian yang diinisiasi oleh warga lokal Ndeles, Klaten, Jawa Tengah.

Melalui ketiga fragmen tersebut, Yennu mengajak pengunjung Biennale Jogja 2019 untuk melihat berbagai bentuk perlawanan melalui ekspresi-ekspresi kesenian.

Berita Terkait TERKINI
Desa Wironanggan, tepatnya di Kampung Karanglo, menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA), program yang mengangkat...
event | 09:47 WIB
Di tangan warga Tabek, maggot bukan sekadar pengurai limbah, tetapi juga sumber penghasilan....
event | 09:25 WIB
Lewat Posyandu Cempaka di Palembang, warga bisa mendapatkan akses kesehatan gratis, edukasi gizi, dan program tambahan n...
event | 21:12 WIB
Bank sampah, yang dikenal sebagai Kelompok Wanita Tani Sahabat Sampah, tidak hanya menjadi solusi pengelolaan sampah, te...
event | 16:35 WIB
Arkadia Digital Media laporkan kenaikan pendapatan sebesar 40 Persen di 2023...
event | 08:08 WIB
Ada banyak promo menarik saat kamu memutuskan liburan pakai kartu kredit....
event | 16:59 WIB
Ada berbagai program mudik gratis 2024 yang terlalu sayang dilewatkan....
event | 16:59 WIB
Film Tekken 2 Kazuyas Revenge ini akan menghiasi layar kaca di bioskop Trans TV malam ini, Selasa (26/12/2023) pukul 23....
event | 14:48 WIB
Jadwal bioskop Trans TV malam ini, Selasa (26/12/2023) akan menayangkan film Greenland pada pukul 21.00 WIB....
event | 14:35 WIB
Jadwal bioskop Trans TV malam ini, Minggu (25/12/2023) akan menayangkan film bergenre action/mandarin rilis tahun 2016 b...
event | 15:12 WIB
Tampilkan lebih banyak