Guideku.com - Belum lama ini mantan artis cilik Joshua Suherman membuat cuitan tentang rasa penasarannya terhadap daging sapi.
Lewat akun Twitter pribadinya, kekasih Clairine Clay ini mempertanyakan mengapa bebek, ikan, ayam, udang paling sering diolah dengan cara digoreng sedangkan daging sapi tidak.
"Kenapa dibanding ayam, bebek, ikan, udang, cumi, daging sapi paling jarang digoreng ya?" tulis akun Twitter @jojosuherman dikutip Guideku.com, Jumat (24/1/2020).
Baca Juga: Jual Daging Serigala hingga Koala, Pasar Ini Jadi Titik Awal Virus Corona
Tak lama kemudian, pertanyaan Joshua Suherman tentang daging sapi tersebut dijawab oleh akun Twitter @IrvanKarta.
Menurut Irvan Kartawira, terdapat penjelasan ilmiah di balik daging sapi yang jarang diolah dengan cara digoreng tersebut.
Baca Juga: Bikin Lapar, Koki Ini Racik Nasi Kebuli Daging Sapi Raksasa
Dirinya mengatakan bahwa daging sebenarnya merupakan otot hewan yang sel-nya terbentuk dari protein.
Irvan menyebutkan bahwa, terdapat dua protein penting dalam sel otot, yakni myosin dan actin di mana keduanya memiliki efek berbeda ketika terkena panas.
Baca Juga: Semeleh, Rahasia Soto Daging Sapi Bu Pujo Begitu Memikat
Jika dipanaskan terus menerus menurut Irvan, daging akan mulai putus strukturnya dan teksturnya akan kembali empuk. Tetapi lain halnya jika daging sapi digoreng.
Menurutnya, daging sapi bukan hanya menjadi alot ketika digoreng saja melainkan jika dipanggang atau dibakar meskipun panasnya diberikan secara berkala.
"Gitu juga kalau daging dipangang atau dibakar, panasnya dikit-dikit, Meskipun actin-nya merengkel, buntelan seratnya sudah putus terus ambyar. Emang kalau putus biasanya ambyar sih Pak Irv," imbuh Irvan Kartawiria.
Di akhir penjelasan, dirinya juga menambahkan bahwa menggoreng daging sapi dalam waktu cukup lama juga tidak akan menjadikan teksturnya kian empuk.
Menggoreng daging sapi terlalu lama menyebabkan crusting dan browning. Di mana tampilan daging sapi akan menjadi sangat kering dan berwarna cokelat pekat.