Guideku.com - Siapa sangka toilet mampu mengangkat pariwisata suatu kota!
Hal itulah yang terjadi di salah satu kota kecil di Selandia Baru.
Selandia Baru populer sebagai negara asri dengan pemandangan desa yang hijau dan domba-domba lucu yang berkeliaran. Tetapi, ada satu tempat wisata aneh di Selandia Baru, yakni sebuah toilet umum!
Baca Juga: Sengaja Robohkan Candi Hampi, Sekelompok Remaja Tuai Kecaman
Berlokasi di kota kecil Kawakawa, sebuah toilet rancangan Friedensreich Hundertwasser berhasil menarik sekitar 250.000 wisatawan setiap tahunnya.
Daya tarik toilet rancangan Hundertwasser ini terletak pada arsitekturnya yang cantik dengan susunan batu bata bekas gedung Bank Selandia Baru yang dihancurkan, ubin yang dibuat oleh siswa di Bay of Islands College, botol kosong dan potongan beton, serta baja dan tembaga untuk menciptakan detail yang unik.
Baca Juga: Ternyata Gini Sejarah Angpau, Amplop Merah yang Selalu Ditunggu Saat Imlek
Dilansir dari News, Hundertwasser adalah seorang arsitek ternama yang berasal dari Austria. Ia pindah ke Selandia Baru pada 1970-an dan menciptakan mahakarya toiletnya pada 1999 lalu.
BACA JUGA: 6 Papan Pengumuman di Tempat Umum Kocak, Bikin Gagal Paham
Akan tetapi, toilet tersebut baru populer 20 tahun setelah dibuat, tepat ketika Hundertwasser meninggal dunia di laut pada usia 71 tahun.
Baca Juga: 5 Gaya Liburan ala Leony Trio Kwek Kwek, Sederhana tapi Tetap Elegan
Kini, banyak turis yang mengunjungi toilet karya Hundertwasser untuk sekadar berfoto di area dalam ataupun luar toilet.
BACA JUGA: Australia Liar Bung, Ular Keluar dari Lubang Toilet Gigit Pantat Orang
Toilet di Selandia Baru ini juga membuat area sekitar lebih hidup. Buktinya banyak kafe kecil bermunculan di sepanjang jalan yang dulunya rusak dan sunyi sepi.
Baca Juga: Kenyang Hemat di Tahun Baru Imlek 2019 dengan Promo Kuliner Berikut Ini
Dan daerah itu secara tidak resmi dikenal sebagai "Kota Hundertwasser".
Mungkin terdengar sedikit gila, tapi sebuah toilet benar-benar dapat mendorong kehidupan pariwisata kota kecil dan menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga sekitar.
SUARA.com/Risna Halidi