Guideku.com - Terletak di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, adalah sebuah situs prasejarah sekaligus rumah bagi para manusia-manusia yang hidup 3.000 SM (Sebelum Masehi).
Gua ini diberi nama Liang Bangkai, dan sebenarnya sudah dikenal dan dijadikan objek penelitian sejak tahun 2008 silam.
Di gua purba ini, kamu bisa melihat sisa-sisa kehidupan prasejarah yang berupa kegiatan perbengkelan dan pembuatan alat-alat batu hingga sisa makanan berupa cangkang kerang.
Baca Juga: Devils Tower, Formasi Bebatuan Unik Area Sakral Suku Indian
Layaknya gua prasejarah lainnya, kamu juga bisa menemukan lukisan berupa ayam jago dan sebuah gambar yang sepintas menyerupai perahu.
Bahkan, menurut Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, situs Gua Liang Bangkai ini memiliki potensi untuk menjadi salah satu warisan budaya dunia.
Baca Juga: Dolar Meroket, Ini 5 Negara Ramah Kantong yang Bisa Dikunjungi
Hal ini tentu dapat menarik wisatawan untuk datang ke Kalimantan Selatan, baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri.
Sayangnya, potensi Gua Liang Bangkai untuk dijadikan tempat wisata yang menarik ini masih belum terurus hingga sekarang.
Baca Juga: Mencicipi Es Krim Legendaris Khas Fukuoka Jepang
Hal ini dikarenakan kondisi Gua Liang Bangkai yang memang sesuai dengan namanya.
Ternyata, banyak wisatawan yang ogah untuk masuk ke dalam gua ini karena adanya bau bangkai yang menguar serta kelelawar yang tinggal di dalamnya.
Selain itu, beberapa wisatawan lokal pun menganggap jika gua ini terlalu gelap sehingga mereka merasa takut untuk mengeksplor ke dalamnya.
Baca Juga: Menjadi Raksasa di Gnomesville, Negeri Para Kurcaci di Australia
Akibatnya, sebagian besar wisatawan cenderung memilih untuk berkunjung ke pantai yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu atau hanya berfoto di pintu masuk gua.
Bisa dibilang, mereka yang berkunjung dan berani masuk ke gua ini hanyalah para arkeolog serta wisatawan yang memang tertarik dengan destinasi berbau prasejarah.
Duh, padahal kalau dibersihkan dan diberi fasilitas yang memadai, Gua Liang Bangkai dijamin dapat menjadi potensi wisata baru yang kaya akan sejarah serta pengalaman tak terlupakan.
Sayang sekali ya, teman travelers?