Pacu Jawi, Tradisi Balapan Sapi yang Dianggap Penyiksaan Binatang

Seperti apa tradisi ini sebenarnya?

Dany Garjito | Amertiya Saraswati
Rabu, 12 Desember 2018 | 19:30 WIB
Ilustrasi balapan sapi (Pixabay)

Ilustrasi balapan sapi (Pixabay)

Guideku.com - Melestarikan sebuah budaya bukanlah hal yang berkonotasi negatif. Namun, lain halnya jika budaya yang dimaksud mengandung unsur penyiksaan binatang atau animal abuse.

Budaya yang dimaksud adalah Pacu Jawi, sebuah atraksi balapan sapi yang biasanya dilakukan selepas panen di daerah Tanah Datar, Sumatra Barat.

Budaya Sumatra yang satu ini dilakukan di areal persawahan, di mana sapi-sapi yang ada akan dipasangkan dan dipacu untuk berlari melintasi sawah.

Baca Juga: Gagal Paham, Merek Ini Buat Keripik Kentang Khusus Perempuan

Dikatakan, seseorang akan keluar sebagai juara jika dapat membuat sepasang sapi miliknya berlari secara lurus dan cepat.

Namun, apa yang menjadi pro-kontra dan menimbulkan perdebatan soal penyiksaan binatang adalah bagaimana cara para pemacu sapi membuat sapi-sapi mereka berlari lebih kencang.

BACA JUGA: Makan Daging Anjing Sayur Kol, 7 Fakta Miris Daging Anjing

Baca Juga: Daftar Lengkap Diskon Harbolnas 2018, Ada Burger 3 Ribuan Nih!

Tak jarang para pemacu sengaja menggigit ekor sapi agar hewan tersebut dapat berlari lebih kencang.

Semakin kuat gigitan si pemacu, maka semakin kencang pula sapi-sapi miliknya akan berlari.

Hal inilah yang membuat beberapa warganet sontak mengkritik budaya Pacu Jawi.

Baca Juga: Remaja Ini Menang Liburan ke Pulau Bercinta, Lihat Reaksi Ayahnya

Beberapa komentar yang ada menyebutkan bahwa mereka merasa kasihan dengan sapi-sapi tersebut. Ada juga yang menyebutkan, ''Iya ini salah satu animal abuse''.

BACA JUGA: Wow, Untungnya Bisnis Ternak Kecoa!

Komentar lainnya berkata, ''Sy pelihara dan mempekerjakan sapi sehari-hari tp sy gak tega memaksa hewan (sapi) saya utk disiksa seperti itu, kasihan...''

Baca Juga: Pria Potong Rambut Indomie, Komentar Netizen Bikin Ngakak

''Ada adat budaya yg harus dijaga dan dilestarikan, namun ketika itu merugikan mahluk lain... sedikit dirubah tidaklah merugikan. Berhenti menyiksa hewan dengan dalih kebudayaan.''

Meski begitu, ada juga yang berpendapat bahwa budaya Pacu Jawi ini masih pantas dilestarikan karena dirasa unik dan dapat menarik wisatawan.

Kalau menurutmu bagaimana, travelers?

TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak