Guideku.com - Rumah Sejarah Rengasdengklok yang jadi saksi bisu perjalanan kemerdekaan itu masih berdiri tegak di Kampung Kali Jaya (dahulu disebut Kalimati).
Kini siapa saja diperbolehkan mengunjungi rumah dengan cat putih-tosca yang tampak pucat digerus zaman itu.
Rumah ini milik seorang Tionghoa bernama Diejaw Kie Siong.
Baca Juga: 5 Masakan Tradisional Jepang yang Kurang Populer di Dunia
Sewaktu para pemuda menyekap Soekarno-Hatta di Rengasdengklok, sang pemilik rumah diungsikan sementara.
Hari ini, cucu Diejaw Kie Song, menjaga utuh peninggalan sang kakek.
Jika kita menghampiri ruang depan Rumah Sejarah Rengasdengklok, beberapa atribut khas Tionghoa masih melekat di dinding-dinding rumah.
Baca Juga: Hanya Traveling, Jack Menghasilkan Jutaan Dolar, Begini Caranya
Di antara atribut itu, foto sang empu, Diejaw Kie Siong terpajang diapit foto Bung Karno dan Hatta.
Beberapa sertifikat dan piagam dari pemerintah turut menghiasi dinding tersebut.
Untuk mengunjungi Rumah Sejarah Rengasdengklok kita harus melakukan perjalanan sejauh 81 kilometer dari Jakarta.
Baca Juga: Menikmati Pantai Widodaren, Surga Tersembunyi di Jogja
Posisinya yang sangat jauh dari ibukota juga menjadi alasan para pemuda 'menculik' Soekarno-Hatta di sini.
Chaerul Saleh cs mengganggap lokasi Rumah Sejarah Rengasdengklok yang terpencil, jauh dari jangkauan tentara Jepang.
Kala itu 16 Agustus 1945, para pemuda menginginkan proklamasi yang bebas dari campur tangan Jepang.
Mereka mendesak Soekarno-Hatta segera memproklamirkan kemerdekaan.
Dari Rumah Sejarah Rengasdengklok, naskah proklamasi dirumuskan dan sehari setelahnya kemerdekaan Indonesia dikumandangkan.