Guideku.com - Terletak di pedalaman Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah kampung tradisional yang seolah tak pernah mengalir mengikuti detak waktu.
Bernama Kampung Tradisional Bena, tempat ini menyajikan pesona wisata yang akan membuatmu seolah merasa kembali ke zaman batu.
Ya, cuma di Kampung Bena ini kamu bisa melihat jejak-jejak budaya megalit yang masih utuh serta menikmati sejuknya suasana desa yang dipagari barisan pegunungan.
Baca Juga: Jokowi ke Seoul, Ini Tempat yang Dikunjungi Jokowi Saat di Seoul
Tidak cuma itu, kamu juga bisa melihat rumah-rumah tradisional Kampung Bena yang beratap serat ijuk dan berjajar memanjang dari utara ke selatan.
Kampung ini memiliki lahan sepanjang 375 meter dan lebar 80 meter, dengan total 45 rumah adat yang memiliki sembilan ketinggian berbeda.
Baca Juga: Kopi Tak Kie, Tempat Ngopi Sandiaga Uno dan Jokowi
Rupanya, tingkat ketinggian rumah ini menggambarkan status suku yang mendiaminya, lho.
Di Kampung Bena, terdapat 9 suku yang menghuni 45 unit rumah, yaitu Dizi, Dizi Azi, Wahto, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khopa, Ago, dan Bena.
Konon, dari semua suku ini, suku Bena adalah yang tertua sekaligus pendiri kampung, sehingga rumah penduduk suku Bena berada di tingkat tertinggi.
Baca Juga: Tapa Bisu Mubeng Beteng 1 Suro, Maknanya Dalem Banget
Tidak cuma rumah yang masih sangat tradisional, kamu juga bisa mengamati hamparan bebatuan megalith yang digunakan untuk upacara adat.
Masih mempertahankan tradisi dari 1.200 tahun lalu, warga kampung Bena menganggap bahwa gunung, batu, dan hewan-hewan yang ada harus dihormati.
Baca Juga: Kampung Adat Gurusina, Kampung Adat Tertua Flores Alami Kebakaran
Meski hampir seluruh warga Bena kini memeluk agama Katolik, namun mereka tetap menjalankan kepercayaan dan menjaga tradisi para leluhur.
Salah satunya adalah kepercayaan bahwa Kampung Bena masih dilindungi oleh Dewa Zeta yang bersemayam di puncak Gunung Inerie.
Gunung Inerie sendiri adalah gunung setinggi 2.245 mdpl dan merupakan poros dari kehidupan orang-orang Bena.
Di bagian barat, gunung ini dihiasi hamparan hutan lebat. Namun, di bagian selatannya, lereng gunung ini berfungsi sebagai perkebunan warga.
Bagi kamu yang tertarik untuk mengunjungi Kampung Tradisional Bena ini, kamu dapat datang ke Kota Bajawa yang terletak di Pulau Flores lebih dahulu.
Setelahnya, kamu bisa menyewa kendaraan untuk mencapai Kampung Bena yang hanya berjarak 18 km dari kota Bajawa.
Jangan lupa juga untuk menikmati kuliner dan membeli oleh-oleh khas di daerah ini. Hal ini dikarenakan wanita di Bena diwajibkan untuk bisa menenun kain yang bermotifkan gajah atau kuda.
Tertarik untuk kembali ke zaman batu bersama warga kampung Bena?