Guideku.com - Beberapa hunian dibangun atas beragam pertimbangan, dari menghindari banjir, serangan hewan buas hingga longsor.
Namun beberapa hunian tampaknya sengaja dibuat tanpa dasar pertimbangan fungsional yang bahkan tak jarang membuat kita mengerenyitkan dahi.
Seperti 4 tempat tinggal paling berbahaya di muka bumi ini. Apa saja?
Baca Juga: Seabad Cita Rasa Soto Kadipiro, Pilihan Jokowi Ketika ke Yogya
Tiger Nest, Bhutan
Di tepi tebing Paro di sekitar gua Gyalse Tenzin Rabgye, Biara Paro Taktsang berdiri.
Baca Juga: Main ke Mall, Uang Saku Anak SMA di Yogyakarta Bikin Kamu Melongo
Biara yang dibangun tahun 1692 ini merupakan ikon budaya Buthan.
Masyarakat setempat juga menjulukinya sebagai Tiger's Nest (sarang harimau).
Letaknya yang berada di tepi jurang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang menyambangi Buthan.
Baca Juga: 2 Harimau Lepas di Kebun Binatang Semarang, Petugas Lakukan Ini
Untuk mencapai Biara Paro Taktsang, kita harus melakukan pendakian sejauh 1 kilometer bertolak dari kaki lembah. Kurang lebih, membutuhkan waktu sekitar dua jam melewati medan yang cukup menantang.
Mencapai Biara Paro Taktsang, kita berada pada ketinggian 3 kilometer di atas permukaan laut.
Namun perlu dicatat, kita tak diizinkan mengambil gambar di dalam Biara.
Baca Juga: Bikin Video di Aokigahara, Qorygore : Nggak Ada Mayat, Nggak Seru
Setiap musim semi di bulan Maret atau April, Biara Paro Taktsang rutin menyelenggarakan festival Tsechu.
Festival ini diadakan untuk menghormati seorang biksu yang memperkenalkan agama Buddha di kawasan Buthan, Guru Padmasambhava.
The Hanging Monastery, Cina
The Hanging Monastery atau disebut sebagai Biara Gantung merupakan tempat peribadatan dengan gaya arsitektur campuran Taoisme, Buddha dan Konfusianisme di Cina.
Biara ini pada tahun 1982 didapuk sebagai salah satu warisan kebudayaan yang dilindungi pemerintah Cina.
Letaknya yang berada di tepi jurang tentu membuat siapa pun yang melihatnya begidik ngeri.
Meteora, Yunani
Di kaki gunung Pindus, di atas dataran Thessaly, Yunani, deretan perbukitan dengan relief menakjubkan, Meteora menjulang.
24 biara tampak bercokol di atas rangkaian keajaiban geologi nan mengagumkan tersebut.
Meteora yang oleh penduduk setempat berarti 'menggantung di udara' dan 'di langit atas' ini terbentuk oleh gempa bumi, dialiri air dan diterpa udara selama jutaan tahun.
Menyisir pemandangan dari atas bukitnya, kita dapat melihat betapa agungnya lanskap alam perbukitan Meteora.
Di antara perbukitan tersebut, terdapat beberapa tempat pertapaan para biksu.
Kita juga dapat melihat koleksi tulang belulang dan tengkorak biksu-biksu disimpan dalam biara suci, Great Meteoran.