Travel
Kisah Para Kashivasis, Mereka yang Siap Mati dan Dilarung di Sungai Gangga
Mereka yang siap menjemput maut menuju keabadian.
Dany Garjito | Aditya Prasanda

Guideku.com - Nyaris setiap hari, abu jenazah dilarung ke dalam Sungai Gangga di tepi kota suci, Varanasi, India.
Nyaris setiap hari pula, umat Hindu dari berbagai daerah memohon pengampunan pada para dewa dengan membasuh diri mereka menggunakan air di sungai ini.
Baca Juga
6 Destinasi Ekowisata Lokal, Hidden Gem yang Jadi Buruan Para Wisatawan
Beli Bumbu dan Sayur Sedikit Habis Rp50 Ribu, Publik: Dunia Dapur Sedang Tidak Baik-baik Saja
Bali Jadi Tujuan Work From Anywhere, Menparekraf Sandiaga Segera Rampungkan Visa Digital Nomad
Viral Wanita Alami Kejadian Ngeri Waktu Bikin Makan Siang, Publik Heran dengan Reaksinya
Viral Pria Minta Dinas Pariwisata Tertibkan Pedagang di Kawah Sikidang, Publik: Masih Wajar Kok
Bagi umat Hindu, air di Sungai Gangga yang mengaliri kota suci, Varanasi diyakini dapat meluruhkan segala dosa. Bahkan konon, usai berperang, para pandawa memohon ampun lantas membasuh diri mereka di sungai yang membentang sepanjang 2.525 km tersebut.
Sebab kesakralan Sungai Gangga pula, para Kashivasis berkumpul di kota Varanasi.
Kashivasis, kaum yang telah memasrahkan hidup dan jiwanya demi menyongsong kehidupan setelah mati ini bahkan disediakan tempat menginap khusus oleh otoritas setempat.
Selama berada di penginapan, para Kashivasis akan menghabiskan waktunya dengan berdoa, beribadah dan bercengkrama bersama penghuni lainnya.
Para Kashivasis juga tidak diperbolehkan melakukan aktivitas maupun mengonsumsi makanan yang dianggap tidak murni dan terlarang dalam ajaran Hindu, macam bawang, telur, dan daging.
Mereka juga tidak diperbolehkan berjudi dan melakukan aktivitas seksual.

Mayoritas Kashivasis yang menyambangi Varanasi merupakan mereka yang berusia sepuh, di atas 60 tahun.
Di kota suci ini, mereka akan menginap di pondokan dengan harga sewa dan waktu menginap yang bervariasi. Ada yang hanya 15 hari, ada pula yang memiliki durasi hingga para Kashivasis menghembuskan nafas terakhir dan siap dikremasi.
Para pengelola pondokan pun cenderung memilih Kashivasis yang memiliki keluarga maupun wali yang menjaga mereka hingga maut menjemput. Sebab para pengelola pondokan tidak menyediakan akomodasi selain tempat menginap bagi para Kashivasis.
Saat kremasi pun, para Kashivasis akan diserahkan pada keluarganya masing-masing.
Seluruh jenazah yang siap dikremasi akan dibakar di Manikarnika dan Harishchandra ghat, di tepi Sungai Gangga.
Saat daging tubuh jenazah yang dikremasi meleleh hingga terbakar menjadi abu lantas dilarung dalam Sungai Gangga, para imam dan keluarga akan terus menggumankan doa agar jiwa-jiwa mereka dibebaskan dari segala derita.