Guideku.com - Di tengah hiruk-pikuk aktivitas Kampung Ketandan, ada satu bangunan yang kerap dilewatkan begitu saja oleh wisatawan. Didominasi warna putih dan hijau, bangunan ini sepintas tampak kurang memikat mata.
Padahal, rumah dengan perpaduan gaya Tionghoa, Eropa, dan Jawa tersebut adalah bagian dari sejarah panjang hubungan Tionghoa dan Keraton Yogyakarta. Dahulu, bangunan itu ditempati kapitan Tionghoa bernama Tan Jin Sing.
Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2020, Kota Ini yang Jadi Destinasi Favorit Wisatawan Asia
Tan Jin Sing konon adalah anak hasil pernikahan Demang Beber dari Wonosobo dengan putri Sunan Amangkurat IV.
Tan Jin Sing lantas diangkat anak oleh Oei The Long, seorang kapitan Tionghoa dari Wonosobo setelah bapaknya meninggal dan ibunya tidak mampu merawat.
Pada usia 11 tahun, Tan Jin Sing sudah menguasai 5 bahasa, bahasa Inggris, Belanda, Jawa, Hokkien, dan Mandarin.
Baca Juga: Sambil Wisata, Yuk Belajar Menghargai Perbedaan dari Kampung Ketandan
Setelah dewasa, Tan Jin Sing diangkat Sultan Hamengkubuwono III sebagai bupati. Setelah diangkat, Tan Jin Sing diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung Secadiningrat.
Tan Jin Sing berjasa besar dalam membuat kemegahan Candi Borobudur dikenal dunia.
Candi Borobudur awalnya ditemukan oleh anak buah Tan Jin Sing. Setelahnya, Tan Jin Sing sendiri mengeksplor candi tersebut dan meminta Sir Thomas Stamford Raffles untuk melakukan restorasi.
Baca Juga: Tak Sekadar Pecinan, Ini Sejarah Kampung Ketandan di Yogyakarta
Jejak-jejak kehidupan Tan Jin Sing lainnya bisa ditemukan di Kampung Ketandan, Yogyakarta.
Rumah Tan Jin Sing berlokasi di Kampung Ketandan, Yogyakarta.
Menurut Tjundoko, ketua RW di Kampung Ketandan, Tan Jin Sing sebenarnya tinggal di Keraton selama 5 hari dalam seminggu. Sementara, pada Jumat-Sabtu, Tan Jin Sing menempati kediaman di Kampung Ketandan.
Tan Jin Sing sendiri diketahui memang memiliki dua istri, satu dari kalangan Keraton sementara satunya adalah keturunan Tionghoa bermarga Yap.
Sebagai kapitan yang berpengaruh sekaligus bupati, rumah Tan Jin Sing sebenarnya tergolong mewah.
Kala itu, areal rumahnya membentang dari perempatan Ketandan hingga Jalan Ahmad Yani. Sayangnya, kini bagian rumah yang tersisa hanyalah satu sub bangunan di Jalan Ketandan Lor.
Jika dilihat dari bentuk bangunan dan ruang-ruang yang ada, sub bagian rumah yang tersisa tersebut diperkirakan adalah bagian kantor.
Selain itu, ada pula bagian istal kuda yang masih tersisa. Jika dikira-kira, luas rumah Tan Jin Sing dulu mencapai satu hektare.
Bagian dalam rumah Tan Jin Sing sendiri didominasi warna putih dengan kusen hijau muda. Dari kejauhan, atap rumah ini terlihat bak joglo khas Jawa.
Meski begitu, travelers juga dapat melihat perpaduan gaya arsitektur khas Tionghoa dan Eropa. Salah satu yang menarik adalah bentuk pintu depannya dan juga pilar-pilar besar yang menghiasi.
Sementara, bagian lantai rumah Tan Jin Sing memiliki ubin kuno khas bangunan Belanda zaman dulu. Di bagian belakang rumah, ada pula halaman yang cukup besar.
Sayangnya, bagian dalam rumah tersebut tampak tak terurus karena proses perbaikan masih berjalan. Ya, rumah Tan Jin Sing kini memang sudah dibeli oleh Pemda Yogyakarta dan tengah direstorasi.
Namun, jika beruntung, travelers dapat meminta izin untuk melihat-lihat sejenak.
Setelah restorasi selesai, rumah ini pun rencananya akan dijadikan sebuah museum yang membahas sejarah peranakan secara makro dan juga kisah Tan Jin Sing selaku pemiliknya dulu.
Buat kamu yang tertarik ke Rumah Tan Jin Sing bisa ke sini dengan menggunakan transportasi:
1. Trans Jogja
Di sepanjang jalan Malioboro, Anda dapat menemukan tiga halte Trans Jogja. Untuk mencapai area Kampung Ketandan, pilihlah Halte Malioboro 2.
Dari halte, Anda cukup berjalan kaki menuju gapura Kampung Ketandan yang berada di sebelah pusat perbelanjaan Ramayana.
Berbeloklah ke area Kampung Ketandan, kemudian lanjutkan perjalanan Anda hingga tiba di perempatan. Dari sana, beloklah ke arah kanan untuk mencapai Rumah Tan Jin Sing yang terletak di sebelah cabang Bank Mandiri dan dikelilingi toko emas.
Sementara, bus Trans Jogja yang mengarah ke halte Malioboro 2 adalah bus koridor 1A, 2A, 3A, dan 8.
2. Becak
Becak juga dapat digunakan untuk mencapai area Ketandan. Tak perlu khawatir, Anda bisa menemukan banyak becak di kawasan Malioboro yang pastinya siap mengantar.
3. Kendaraan pribadi
Terakhir, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor untuk masuk ke Kampung Ketandan.
Setelah masuk melewati gapura Kampung Ketandan, Anda dapat menemukan beberapa kantong parkir di sisi kiri dan kanan jalan.
Dengan begitu, Anda pun bisa lebih bebas menjelajah Kampung Ketandan dan melihat Rumah Tan Jin Sing tanpa perlu jauh-jauh jalan kaki.
Nah, bagi Anda yang ingin berwisata di kawasan pecinannya Yogyakarta, Guideku.com punya rekomendasi hotel dekat Ketandan. Mana saja?
1. Pesonna Hotel Malioboro
Pesonna Hotel Malioboro merupakan salah satu hotel yang menawarkan akomodasi nyaman di tengah kota.
Hotel ini terletak di Jl. Gadean No. 3, tak jauh dari Pasar Beringharjo dan juga Kampung Ketandan.
Dari hotel ini, wisatawan dapat berjalan kaki menuju kawasan Kampung Ketandan dan Rumah Tan Jin Sing dalam waktu kurang dari 10 menit saja.
2. Amaris Hotel Malioboro Jogja
Amaris Hotel Malioboro berlokasi di kawasan Jl. Pajeksan No. 10, Malioboro, Yogyakarta. Jaraknya sangat dekat dari Kampung Ketandan, sekitar 5 menit saja.
Hotel ini memiliki gaya minimalis serta harga cukup terjangkau, sehingga cocok bagi Anda yang memiliki budget terbatas atau hendak liburan dengan teman.
3. eL Hotel Royale Yogyakarta Malioboro
Hotel ini bisa menjadi alternatif penginapan dengan suasana nyaman dan mewah setelah lelah berkeliling area Kampung Ketandan.
Terletak di Jl. Dages No. 6, Sosromenduran, hotel ini hanya berjarak sekitar 8 menit saja dari Kampung Ketandan jika ditempun dengan jalan kaki.
eL Hotel Royale Yogyakarta Malionoro juga merupakan salah satu hotel bintang 4 yang tergolong baru dan harganya tidak semahal hotel bintang 4 lain.
4. Hotel Mutiara Malioboro
Terakhir, ada Hotel Mutiara Malioboro yang lokasinya berada persis di tepi jalan Malioboro no. 18. Suryatmajan.
Meski tergolong hotel yang sudah lama, namun Hotel Mutiara ini senantiasa ramai oleh wisatawan dan juga nyaman.
Dari sini, travelers bisa berjalan kaki ke Kampung Ketandan karena jaraknya hanya sekitar 500-an meter saja.