Guideku.com - Saat upacara menanam maupun upacara panen ditabuhkan setiap musimnya, masyarakat Dayak akan menampilkan Tari Hudoq.
Para penari Hudoq akan mengenakan topeng, dan anyaman dedaunan menutupi seluruh tubuh mereka.
Tatkala tarian ini ditampilkan, penari Hudoq akan menyisir jalanan dengan iringan gong.
Baca Juga: Jangan Pernah Lakukan 10 Hal Ini Ketika Naik Kereta di Jepang
Jalanan yang disisiri pun diyakini telah terbebas dari gangguan roh-roh jahat.
Di desa, penari lain berbaris membentuk lingkaran. Seorang wanita di antaranya membawa buliran padi, lalu meletakkannya dalam cekungan gong.
Baca Juga: Bagasi Wings Air dan Lion Air Tak Lagi Gratis, Catat Tanggalnya
Wanita lainnya menyusul, menaruh telur di tengah-tengah buliran padi tersebut.
Di tengah upacara, seekor burung disembelih, darahnya dipercikkan ke atas buliran padi. Perlambang Sang Hudoq diberikan seserahan secara simbolis.
Hudoq bagi masyarakat Dayak merupakan dewa yang ditugaskan melindungi manusia dari bermacam bencana.
Baca Juga: Greget, Wanita Ini Potong Durian Pakai Gergaji Setelah Ditolak Masuk Kereta
Upacara tari Hudoq dimaksudkan bak permohonan restu secara simbolis pada sang dewa.
Sementara itu, saat tari Hudoq berlangsung, anggota wanita yang lain menyiapkan tuak berbahan ketan dan beras. Tuak tersebut kemudian ditegak bersama oleh para penari dan anggota masyarakat lainnya.
Ritual tari Hudoq kemudian diakhiri dengan kembalinya para penari ke semak-semak yang sianggap sebagai muasal keberadaan mereka.