Teh Ini Bunuh Nyaris 100 Orang dalam Waktu Singkat, Kenalin Teh Kratom

Dari Juli 2016 hingga Desember 2017, setidaknya 91 orang meninggal karena overdosis kratom.

Dany Garjito
Minggu, 21 April 2019 | 07:00 WIB
Ilustrasi Es Teh (Pixabay/JASONBON)

Ilustrasi Es Teh (Pixabay/JASONBON)

Guideku.com - Kratom cukup populer sebagai salah satu teh herbal, bahkan sudah banyak resep untuk teh ini yang dikatakan dapat menyembuhkan kecemasan dan depresi terhadap obesitas.

Sayangnya, para ahli memperingatkan bahwa kekuatan penyembuhannya belum didukung oleh sains, seperti laporan dari health.

Tapi, peneliti sekarang telah memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang kerusakan yang dapat dilakukan kratom, yang sering dikaitkan dengan opioid.

Baca Juga: Luna Maya Ketemu John Legend di Restoran, Beruntung Banget

Sebuah laporan baru dari CDC mengungkapkan bahwa hanya dalam 18 bulan, dari Juli 2016 hingga Desember 2017, setidaknya 91 orang telah meninggal karena overdosis kratom di AS.

Selama periode itu, 152 orang ditemukan memiliki kratom dalam sistem mereka ketika mereka mati. Dalam 91 kasus tersebut, tujuh di antara orang-orang itu hanya dinyatakan positif kratom tanpa ada zat lain.

Tahun lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) mengungkapkan, telah menjangkau beberapa vendor kratom, memperingatkan mereka untuk berhenti mengiklankan kekuatan kratom secara salah.

Baca Juga: Curhat Netizen, Nyaris Dibekap di Taksi, Ibunya Selamat Karena Trik Ini

FDA juga mengatakan bahwa obat itu telah dikaitkan dengan pengobatan depresi, diare, obesitas, diabetes, parasit lambung, tekanan darah tinggi, kecemasan, divertikulitis dan alkoholisme.

Ilustrasi kratom. (Unsplash/Joaquim Salat)
Ilustrasi kratom. (Unsplash/Joaquim Salat)

 

"Sains dan bukti penting dalam menunjukkan manfaat medis, terutama ketika suatu produk dipasarkan untuk mengobati penyakit serius seperti gangguan penggunaan opioid," ujar FDA dalam sebuah pernyataan tahun lalu.

Baca Juga: Main di Taman Rekreasi, Sule Kepergok Bareng Naomi Zaskia

"Namun, sampai saat ini, belum ada studi ilmiah yang memadai dan terkontrol dengan baik yang melibatkan penggunaan kratom sebagai pengobatan untuk penghentian penggunaan opioid atau penyakit lain pada manusia," imbuhnya.

Sementara itu, ada efek samping dari kratom, di antaranya adalah muntah, kedinginan, mual, penurunan berat badan, kerusakan hati, mulut kering, dan nyeri otot.

Kratom juga dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang lebih serius misalnya halusinasi, kantuk, pusing, depresi, dan kejang.

Meskipun kratom, yang berasal dari tanaman yang tumbuh di Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Papua Nugini, belum dilarang secara federal, segelintir negara sudah melarang zat itu.

Kratom mulanya dipasarkan sebagai obat untuk kecanduan opioid, yang memberi harapan kepada negara di mana hampir 400 ribu telah meninggal karena overdosis opioid sejak 1999.

Himedik.com/Yuliana Sere

TERKINI
Rasa keju gurih yang kuat dari kue ini membuat kastengel menjadi favorit banyak orang, terutama untuk menyambut Idul Fit...
food | 11:00 WIB
Tak harus jauh-jauh ke Solo, bikin es teh kampul sendiri di rumah, yuk!...
food | 11:40 WIB
Supaya hidangan opor ayam tidak cepat basi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan....
food | 12:20 WIB
Coba bikin spaghetti yang lezat di rumah, yuk!...
food | 14:37 WIB
Mulai dari aneka kolak hingga gorengan, berikut deretan ide menu takjil Ramadan....
food | 15:52 WIB
Simak resep ayam kukus jahe di bawah ini!...
food | 15:29 WIB
Berikut resep kimbap sederhana yang bisa jadi pilihan menu buka puasa....
food | 11:26 WIB
Berbuka puasa hendaknya tidak hanya dengan minuman yang menyegarkan, tetapi juga tetap sehat....
food | 10:34 WIB
Mitos atau fakta? Benarkan nasi beku lebih sehat untuk dikonsumsi penderita diabetes?...
food | 17:17 WIB
Berikut resep dan cara membuat makanan khas Thailand, mango sticy rice....
food | 14:22 WIB
Tampilkan lebih banyak