Guideku.com - Diperkirakan 26 korban tewas ditemukan di Villa Stephanie & Resort, Carita, Kabupaten Pandeglang sementara ratusan lainnya belum ditemukan pasca tsunami Selat Sunda menghantam kawasan pesisir Kabupaten Padeglang di Banten, dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12).
Memasuki hari kedua, tim evakuasi gabungan yang terdiri dari Kepolisian, TNI, pemadam kebakaran, dan sejumlah relawan mencari korban dengan peralatan seadanya.
Perlahan, bahan-bahan material macam reruntuhan tembok, baja ringan, mobil dan beragam akomodasi penginapan disingkirkan demi mempermudah proses pencarian.
Baca Juga: Pantau Aktivitas Krakatau, Ilmuwan Waspadai Tsunami Selat Sunda Susulan
Dari keterangan sejumlah saksi, saat kejadian Villa Stephanie & Resort menampung sekitar 200 tamu yang tengah berlibur, kondisi kamar pun penuh.
Tak heran, menilik letak villa yang berada persis di tepi pantai, membuat tidak sedikit wisatawan yang berlibur di Pandeglang memilih penginapan ini untuk bermalam.
Guideku.com berusaha menelusuri kondisi Villa Stephanie & Resort sebelum tsunami meluluh lantahkan penginapan tersebut dengan tiga gelombang tinggi yang langsung merusak seluruh bagian villa.
Baca Juga: Bagai Kota Mati, Begini Kondisi Terkini Pantai Anyer Pasca Tsunami
Kolam renang yang langsung menghadap ke pantai, wisatawan kerap menghabiskan senja dan malam di spot ini.
Gazebo-gazebo dengan sentuhan artistik khas Bali juga menjadi daya tarik lain tempat kongkow Villa Stephanie & Resort.
Baca Juga: Rabeg Banten, Kuliner Tradisional Idola Sultan yang Enaknya Kebangetan
Villa Stephanie & Resort juga menyediakan hall untuk gathering rombongan tamu.
Baca Juga: Numpang ke Toilet Imigrasi, Pria Ini Malah Dituduh Penyusup di Singapura
Villa ini menyediakan kamar dan ruangan serupa guest house yang dapat menampung banyak orang.
Keadaan guest house Villa Stephanie & Resort yang didesain bak di rumah sendiri.
Kamarnya pun terbilang cukup sederhana.
Hingga 24 Desember, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis mencatat jumlah korban sebanyak 281 orang meninggal, 1.016 luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang terpaksa mengungsi. Masing-masing korban tersebar di 5 titik kabupaten yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
Tsunami yang diperkirakan disebabkan oleh peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini juga menyebabkan kerusakan pada 611 unit rumah, 69 penginapan dan 420 perahu.